Ramai Soal FOMO di Generasi Muda, Ini Pentingnya Sikap Kritis

Dengan ramainya FOMO yang ada di generasi muda, Kementerian Kominfo menyebut pentingnya meningkatkan literasi digital bagi anak dan remaja.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 14 Mar 2023, 16:45 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 16:45 WIB
Ilustrasi berkomentar di media sosial. (Sumber: freepik)
Ilustrasi berkomentar di media sosial. (Sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta - FOMO saat ini telah menjadi salah satu istilah yang akrab di generasi muda. FOMO yang berarti fear of missing out erat kaitannya dengan gaya hidup di media sosial.

Melihat perkembangan FOMO tersebut, Kementerian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkrerasi pun mengadakan webinar berisi pelatihan Literasi Digital sektor pendidikan.

Webinar ini ditujukan untuk meningkatkan literasi digital di jenjang anak-anak dan remaja timur Indonesia, terutama Maluku dan Papua. Salah satu pembicara dalam webinar itu adalah Sofia Dewi.

Dalam kesempatan tersebut, ia menuturkan, fenomena FOMO saat ini telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, terutama anak muda. Menurutnya, rasa takut tertinggal sebuah tren menjadi sesuatu yang dijalan dengan sadar tanpa paksaan.

"Tidak heran, banyak anak muda yang rela melakukan apapun demi mengikuti tren di kalang mereka, khususnya yang mereka bagikan di media sosial," tuturnya seperti dikutip dari kanal News Liputan6.com, Selasa (14/3/2023).

Oleh sebab itu, ia menuturkan, literasi menjadi bagian penting agar menggiring generasi muda mengganti FOMO menjadi JOMO atau joy of missing out. Maksudnya, anak muda tidak perlu terlalu khawatir tertinggal tren masa kini dan lebih bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial.

Selain Sofia, Sondang Pratama selaku sutradara yang juga aktif di media sosial juga menyebut FOMO telah menjadi penyakit baru. Sebab, membuat orang menjadi ketergantungan dengan media sosial.

"Akhirnya, sering membuat kita mengikuti tren yang sebetulnya tidak kita sukai atau butuhkan, sehingga kita secara akan mengeluarkan uang berlebihan, karena ingin diakui dan sering mengarah pada penipuan," tuturnya.

Kemenkominfo Beri Pelatihan Pentingnya Kritis Berita Viral

Ilustrasi Instagram, main media sosial Instagram
Ilustrasi Instagram, main media sosial Instagram. (Photo by Kate Torline on Unsplash)

Untuk diketahui, pelatihan tersebut mengusung tema Fenomena Fear Of Missing Out atau FOMO/Kritis terhadap Berita Viral yang dilaksanakan pada Senin, 20 Februari 2023 secara daring. Webinar tersebut diikuti oleh kurang lebih 300 Peserta yang terdiri dari siswa dan guru dari SMAN 3 dan SMAN 22 Maluku Tengah.

Seperti diketahui, status literasi digital di Indonesia pada 2022 mengalami kenaikan menjadi 3,54 yang termasuk dalam kategori "sedang", yang menunjukkan masih banyak ruang untuk peningkatan.

Dalam merespons kondisi tersebut, Kemenkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika menyelenggarakan Program Literasi Digital Nasional dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Kegiatan workshop diawali dengan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informasi atau Menkominfo Johnny G Plate secara daring.

 

Pentingnya Literasi Digital untuk Generasi Muda

Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial. (Photo by Adem AY on Unsplash)

Dalam kesempatan itu, Johnny menyampaikan, selain dari membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia.

"Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital. Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerjasama dengan 8 universitas ternama di dunia," ujar Johnny melalui keterangan tertulis, Selasa (21/2/2023).

"Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia," tutur Johnny.

Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Samuel Abrijani menambahkan tentang tujuan diadakannya Workshop Literasi Digital.

"Maksud tujuan diadakannya Workshop Literasi Digital diadakan dengan empat pilar adalah sebagai kurikulum literasi media digital yang mampu menjadi bekal bagi masyarakat khususnya warga indonesia timur Papua dan Maluku," ujar Samuel.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya