Liputan6.com, Jakarta - Microsoft mengonfirmasi bahwa chatbot AI yang selama beberapa pekan terakhir mereka sematkan ke mesin pencari Bing, telah menggunakan GPT-4 yang lebih canggih dari GPT-3.5 di ChatGPT.
Hal ini diungkap oleh Yusuf Mehdi, Corporate VP dan Consumer Chief Marketing Officer, Microsoft, melalui blog resmi Bing, bersamaan dengan diluncurkannya GPT-4 oleh OpenAI.
Baca Juga
"Jika Anda telah menggunakan pratinjau Bing baru kapan saja dalam lima minggu terakhir, Anda telah mencoba versi awal dari model canggih ini," kata Mehdi, dikutip Kamis (16/3/2023).
Advertisement
Mehdi pun mengatakan, ketika OpenAI memperbarui GPT-4 dan seterusnya, Bing juga akan mendapatkan manfaat dari peningkatan tersebut.
Menurut Mehdi, apabila pengguna ingin menjajal GPT-4, dia cukup mendaftar untuk preview Bing versi terbaru. Setelah masuk, chatbot Bing akan bisa dipakai untuk pencarian, menjawab, hingga mengobrol di Bing.com.
Dikutip dari Tech Crunch, saat chatbot Bing diluncurkan, beberapa menebak bahwa Microsoft sudah menjalankan GPT-4. Namun, kabar itu tidak dikonfirmasi secara langsung oleh perusahaan.
Dengan ini, Microsoft pun dikonfirmasi menggunakan kombinasi GPT-4 dengan model Prometheus garapannya sendiri, untuk memberikan informasi yang lebih terkini, serta menempatkan pagar pembatas di sekitar model OpenAI tersebut.
Untuk language model GPT-4 yang diperkenalkan OpenAI sendiri, adalah generasi terbaru dari model bahasa AI yang mendukung aplikasi seperti ChatGPT dan Microsoft Bing.
Kemampuan GPT-4 yang Diperkenalkan OpenAI
OpenAI mengklaim, model ini lebih kreatif dan kolaboratif daripada sebelumnya, serta bisa menyelesaikan masalah yang sulit dengan akurasi yang lebih baik.
Selain itu, model bahasa AI GPT-4 juga dapat mengurai input teks dan gambar, meskipun hanya bisa merespon melalui teks.
Namun, OpenAI juga memperingatkan sistem ini mungkin masih memiliki masalah serupa dengan model sebelumnya, seperti kecenderungan untuk mengarang informasi atau "berhalusinasi", serta mungkin menghasilkan teks yang kasar.
Mengutip The Verge, Rabu (15/3/2023), OpenAI menyebut mereka telah bermitra dengan sejumlah perusahaan, untuk mengintegrasikan teknologi AI GPT-4 ke dalam produk-produknya, termasuk Duolingo, Stripe, dan Khan.
Sementara untuk masyarakat umum, model bahasa AI baru ini tersedia melalui ChatGPT Plus atau layanan berbayar ChatGPT, dan sudah mendukung chatbot AI Microsoft Bing.
OpenAI juga akan membukanya untuk diakses sebagai API untuk para pengembang. Melalui blog-nya, OpenAI menyebut perbedaan antara GPT-4 dan GPT-3.5 (yang menjadi tenaga ChatGPT), adalah kehalusan dalam percakapan biasa.
Â
Advertisement
Spekulasi yang Sempat Beredar Soal GPT-4
CEO OpenAI Sam Altman melalui Twitter menyebut, GPT-4 "masih cacat, masih terbatas" tetapi juga "tampaknya masih lebih mengesankan pada penggunaan pertama daripada setelah Anda menghabiskan lebih banyak waktu dengannya."
Sempat ada spekulasi mengenai GPT-4 bakal hadir dengan peningkatan atau lompatan besar. Namun dengan pengumuman ini, peningkatannya lebih bersifat iteratif, seperti yang diisyarakatkan Altman sebelumnya.
"Orang-orang memohon untuk kecewa dan mereka akan kecewa," kata Altman dalam sebuah wawancara tentang GPT-4 pada Januari.
Microsoft juga sempat menyebutkan, sistem GPT-4 akan multi-modal, yaitu mampu menghasilkan tidak hanya teks tetapi juga media lainnya.
Ini membuat banyak orang percaya, sistem tersebut akan mengintegrasikan teks, audio, dan video, sehingga menawarkan cara yang terbaik untuk membangun sistem AI yang lebih mumpuni.
Â
GPT-4 Tetap Bisa Punya Kekurangan
Namun, GPT-4 memang multimodal, tetapi dalam media yang lebih sedikit daripada yang diperkirakan. OpenAI mengatakan, sistem dapat menerima input teks dan gambar dan mengeluarkan output teks.
Perusahaan mengatakan kemampuan model untuk mengurai teks dan gambar secara bersamaan, memungkinkannya menginterpretasikan input yang lebih kompleks.
Meskipun begitu, bukan berarti sistem tidak dapat melakukan kesalahan atau membuat konten berbahaya.
Microsoft, yang mengungkapkan Bing mereka selama ini sudah memakai GPT-4, di mana banyak pengguna dapat melewati batasan dengan berbagai cara kreatif, bot AI itu menawarkan saran berbahaya hingga mengancam pengguna.
Selain itu, GPT-4 juga masih kekurangan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi setelah sebagian besar datanya terputus pada September 2021.
(Dio/Ysl)
Advertisement