Pesan Ketua ASTI untuk Kreator Konten: Jangan Lelah Bikin Konten Video Positif dan Inspiratif

Ketua Asosiasi Sutradara Televisi Indonesia (ASTI), Agung Cahyono, mengingatkan para kreator konten untuk tidak lelah membuat dan menayangkan konten-konten positif, baik, menggugah, dan membangun optimisme publik.

oleh Iskandar diperbarui 14 Apr 2023, 09:14 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2023, 09:14 WIB
Ketua Asosiasi Sutradara Televisi Indonesia (ASTI), Agung Cahyono
Ketua Asosiasi Sutradara Televisi Indonesia (ASTI), Agung Cahyono, dalam webinar bertema “Produksi Konten Video di Era Digital” yang digelar dalam rangka menyambut Dies Natalis Akademi Televisi Indonesia (ATVI) ke-25. Dok: ATVI

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Asosiasi Sutradara Televisi Indonesia (ASTI), Agung Cahyono, mengingatkan para kreator konten untuk tidak lelah membuat dan menayangkan konten-konten positif, baik, menggugah, dan membangun optimisme publik.

Jenis konten video di atas dinilai bukan saja sangat positif, tetapi menginspirasi semua yang melihat untuk melakukan hal yang sama seperti di dalam konten yang ditayangkan tersebut.

“Selama ini banyak tayangan yang membuat masyarakat gelisah, takut, bahkan menimbulkan kengerian. Nah, yang demikian itu harus kita hindarkan. Manfaatkan kemudahan di era digital ini untuk kebaikan bersama,” kata Agung dalam webinar bertema “Produksi Konten Video di Era Digital” yang digelar dalam rangka menyambut Dies Natalis Akademi Televisi Indonesia (ATVI) ke-25.

Ia menyoroti bahwa di era digital perilaku penonton sudah berubah, yang mana dipicu dengan berkembangnya teknologi digital dan makin masifnya penggunaan media sosial.

“Kalau kita perhatikan, pengelola stasiun TV kini juga mengikuti arus perubahan. Konten siaran stasiun TV konvensional juga membuat untuk format lain yang sesuai keinginan masyarakat dalam bentuk konten yang ditayangkan di media sosial mereka dan saluran televisi berlangganan,” katanya.

Soal kegiatan menonton televisi, Agung mengutip Morley, 1995 yang menyebutkan, menonton televisi adalah proses aktif, baik antar partisipan maupun partisipan dan televisi yang di dalamnya audiens aktif memilih, memakai, menafsir, dan mengawasi material-material yang dikonsumsinya

“Jadi menonton berarti aktivitas melihat sesuatu dengan pikiran, ketika terjadi engagement antara televisi dan audiens, maka terciptalah koneksi emosional di dalamnya, entah outputnya berupa kesenangan, kepuasan, amarah, tawa, kesedihan, keinginan, dan lain-lain,” ucap Agung memaparkan.

Agung menyebut engagement yang terbangun antara televisi dan penonton, entah itu program acara dengan sistem multicam atau single cam, tidak terlepas dari wawasan visual image dan skill sutradara televisi dalam menyampaikan pesannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Digital Storytelling

webinar bertema “Produksi Konten Video di Era Digital” yang digelar dalam rangka menyambut Dies Natalis Akademi Televisi Indonesia (ATVI) ke-25. Dok: ATVI
Acara webinar bertema “Produksi Konten Video di Era Digital” yang digelar dalam rangka menyambut Dies Natalis Akademi Televisi Indonesia (ATVI) ke-25. Dok: ATVI

Karena perkembangan era digital yang sudah merasuki semua bidang kehidupan, secara otomatis, perilaku masyarakat pun berubah. Menurutnya, masyarakat bergeser dari citizen menjadi netizen karena akses digital dan dukungan teknologi yang semakin merata serta terbuka.

“Tuntutan dan gaya hidup akhirnya berubah, mobilitas masyarakat menjadi tinggi, media baru pun semakin berkembang. Media baru dianggap sebagai oase bagi aktualisasi diri dan dukungan bagi peradaban manusia (terutama setelah masa pandemi dimulai)," papar Agung.

Ia memberikan contoh, dukungan dalam bidang ekonomi retail melalui marketplace, media sosial, self/personal branding melalui social media content, dan bidang komunikasi melalui chat dan messenger app, dan lai-lain.

Masih dalam konteks konten video, Agung juga memaparkan soal digital storytelling, karakteristiknya, contohnya, serta dampaknya yang luar biasa.

“Salah satu karakteristik digital storytelling adalah sifatnya yang personal (berdasarkan pengalaman atau gaya atau ketertarikan si kreator), menggugah, menghibur, inspiratif,” kata Agung.

 


Ikuti Perkembangan Era Digital

Sementara itu Direktur ATVI, Melitina Tecoalu, mengatakan webinar ini sangat menarik dan kontekstual dengan perkembangan era digital saat ini.

Karena itu, bagi khalayak, khususnya mahasiswa, banyak yang hal yang bisa dikerjakan untuk membuat konten-konten video yang berguna bagi masyarakat.

“Dengan memanfaatkan teknologi yang mudah dan murah saat ini, maka yang dibutuhkan adalah kreativitas, inovasi dan terus belajar untuk menghasilkan konten yang menginspirasi bagi banyak orang,” ujar Melitina.

Sedangkan Kaprodi Sarjana Terapan Produksi Media, ATVI, Teguh Setiawan, menilai webinar ini merupakan peran serta ATVI khususnya Prodi Produksi Media dalam memberikan pengetahuan yang terkait dengan media kepada masyarakat, khususnya siswa SMA/ SMK dan mahasiswa.

Ditambahkan Kaprodi D3 Komunikasi Massa, ATVI Erwin Mulyadi, kegiatan webinar series ATVI ini adalah wujud peran serta ATVI berbagi ilmu kepada generasi muda, dalam rangka Dies Natalis ke-25 ATVI.

“Kami telah menjadwalkan berbagai topik webinar yang menarik dengan narasumber kompeten. Harapannya semoga sumbangsih ini bisa berguna untuk memberi wawasan tentang dunia produksi konten digital yang saat ini sedang sangat diminati generasi muda,” imbuhnya.


Infografis Cara Pindah dari TV Analog ke TV Digital (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Cara Pindah dari TV Analog ke TV Digital
Infografis Cara Pindah dari TV Analog ke TV Digital (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya