Top 3 Tekno: Bahaya AI hingga Email Komunikasi Bisnis Paling Rentan Serangan Siber

lon Musk mengungkapkan AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan, dan itu sangat berbahaya.

oleh Iskandar diperbarui 27 Mei 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2023, 11:30 WIB
Peristiwa tunggal pemusnah manusia (5)
Ilustrasi kerjasama manusia dengan mesin kecerdasan buatan (AI). (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Elon Musk mengungkapkan AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan, dan itu sangat berbahaya. Berita ini menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Jumat (26/5/2023) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari riset perusahaan keamanan Trend Micro yang menyebut bahwa email komunikasi bisnis paling rentan serangan siber.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Elon Musk Ingatkan Bahaya AI, Bisa Kendalikan Manusia

CEO Tesla sekaligus mantan CEO Twitter Elon Musk begitu vokal tetapi juga memperhatikan pengembangan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Dalam konferensi di London baru-baru ini, ahli bisnis ini mengingatkan risiko AI atau kecerdasan buatan.

Menurut Elon Musk, secara umum teknologi memiliki kemungkinan untuk mengontrol manusia. Oleh karenanya, manusia harus hati-hati mengenai seberapa jauh potensi pengembangan AI.

Mengutip Gizchina, Jumat (26/5/2023), secara khusus Elon Musk mengklaim bahwa AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan. Meski hal itu mungkin tidak akan menghancurkan dunia, tetapi merupakan sebuah kemungkinan dan dunia harusnya tidak mengabaikannya begitu saja.

Elon Musk juga mengklaim bahwa AI dapat mengambil alih, "semua keamanan manusia" sehingga menjadikan dirinya semacam "pengasuh super".

"Kecerdasan buatan tingkat lanjut berisiko menghilangkan atau membatasi perkembangan manusia. Superintelligence adalah 'pedang bermata dua'. Jika Anda memiliki jin yang dapat memberdayakan dengan apa saja, itu bahaya," kata Elon Musk.

Baca selengkapnya di sini 

 

2. Trend Micro: Email Komunikasi Bisnis Jadi Jenis Data Paling Berisiko

Ilustrasi hacker atau peretas. (Unsplash)
Ilustrasi hacker atau peretas. (Unsplash)

Perusahaan keamanan siber Trend Micro merilis laporan Indeks Risiko Siber (Cyber Risk Index, CRI) untuk paruh kedua tahun 2022.

Laporan itu, yang menilai lanskap dunia maya negara dan mengidentifikasi potensi kerentanan, memberikan wawasan berharga tentang keadaan keamanan dunia maya.

Menurut laporan tersebut, Indonesia mengalami penurunan risiko siber dan peningkatan kesiapan dibandingkan enam bulan sebelumnya.

Indeks Risiko Siber untuk Indonesia mencapai 0,09 pada paruh pertama tahun 2022 tetapi meningkat menjadi 0,24 pada paruh kedua, menunjukkan tingkat risiko yang moderat.

Sementara peningkatan CRI menunjukkan tingkat kerentanan lebih tinggi, ini juga menunjukkan bahwa organisasi di negara tersebut menjadi lebih sadar akan risiko dunia maya dan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka.

Salah satu temuan utama dari laporan tersebut menyoroti risiko utama yang dihadapi oleh organisasi di Indonesia terkait kesiapsiagaan siber.

Risiko ini terutama berkisar pada masalah manusia dan teknologi. Kurangnya pelaporan pemimpin keamanan TI kepada pimpinan senior, ketidakmampuan untuk mencegah dan mendeteksi serangan dunia maya, serta alokasi sumber daya untuk personel keamanan TI adalah beberapa kekhawatiran utama mendapat sorotan.

Baca selengkapnya di sini 

 

3. Mahfud MD Umumkan Hasil Seleksi Dirut Bakti Kominfo: Tidak Ada yang Lulus

Plt Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD melantik 4 pejabat eselon I di lingkungan Kominfo.
Plt Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD melantik 4 pejabat eselon I di lingkungan Kominfo. (Foto: Biro Humas Kominfo)

Pelaksana tugas Menteri Komunikasi dan Informatika atau Plt. Menkominfo Mahfud MD mengumumkan bahwa tidak ada peserta yang lolos seleksi sebagai calon Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo.

"Tadi sudah diumumkan bahwa kita sudah mengadakan seleksi untuk calon Direktur Utama melalui satu lembaga asesmen center dari Universitas Indonesia dan sudah lewat separuh perjalanan, ketika sudah mengerucut dinilai ternyata tidak ada yang lulus," kata Mahfud.

"Sehingga tidak ada yang bisa diwawancarai lebih lanjut, mencari tiga besar untuk diwawancarai oleh menteri kemudian dipilih satu," kata Menko Polhukam itu dalam konferensi persnya di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Kominfo mengatakan seleksi terbuka calon Dirut Bakti sudah dilakukan sejak 11 April 2023, yang dimulai dari pengumuman, penerimaan berkas peserta secara daring, seleksi administrasi, penulisan makalah, dan tes asesmen untuk profil perilaku dan kompetensi.

Tahap awal seleksi, Pansel menerima 23 pendaftar. Kemudian, diterima 15 peserta yang mengirimkan syarat berkas lengkap. Di penulisan makalah, ada 12 peserta yang lolos dan mengikuti asesmen.

Namun, hari ini diumumkan bahwa berdasarkan tahap penilaian asesmen, Panitia Seleksi memutuskan 12 peserta yang mengikutinya, tidak ada yang memenuhi kompetensi yang telah ditentukan.

Baca selengkapnya di sini 

Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya