Liputan6.com, Jakarta - Tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih terbilang rendah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2021 menyebut, penetrasi asuransi di Indonesia hanya 3,81 persen. Meski begitu, literasi tentang asuransi kian meningkat dari 19,4 persen pada 2019 menjadi 31,72 persen di 2022.
Penetrasi smartphone yang kian masif di Indonesia, ditambah dengan survei bahwa 60 persen konsumen Indonesia lebih mengandalkan kanal online dalam memilih produk asuransi, membandingkan premi, hingga mengajukan klaim membuat startup insurtech PasarPolis berupaya merevolusi industri asuransi di era digital.
Baca Juga
Guna mendorong adopsi, PasarPolis berupaya memperluas jangkauan asuransi ke masyarakat yang belum memiliki akses ke layanan asuransi mikro.
Advertisement
Selain produk, PasarPolis juga menjalin kemitraan, misalnya dengan pemilik toko, ibu rumah tangga, hingga freelancer untuk bisa mereferensi calon Pemegang Polis kepada perusahaan asuransi di platform PasarPolis.
CEO PasarPolis Cleosent Randing mengatakan, pihaknya memanfaatkan masifnya tren penggunaan smartphone untuk memaksimalkan pertumbuhan adopsi asuransi di Tanah Air. Tidak lupa, sebagai perusahaan asuransi berbasis teknologi, PasarPolis memanfaatkan berbagai teknologi terkini untuk mendukung bisnisnya.
"Kami berinovasi dengan memanfaatkan big data, machine learning, dan artificial intelligence untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dengan menyederhanakan dan mempercepat proses underwriting dan klaim serta menyediakan produk yang lebih personal sesuai kebutuhan," kata Cleosent, beberapa waktu lalu.
Sekadar informasi, saat ini PasarPolis bekerja sama dengan lebih dari 50 perusahaan perasuransian untuk menyediakan lebih dari 175 produk asuransi mikro yang terjangkau. Antara lain asuransi pengiriman paket, asuransi gadget dan smartphone.
Solusi Digital untuk Dukung Layanan Omnichannel
Startup ini tahun lalu juga berkolaborasi dengan Tap Insure. Dengan begitu, PasarPolis jadi ekosistem digital asuransi yang mampu melakukan underwite produk secara mandiri.
Sejauh ini, PasarPolis juga beri solusi digital untuk dukung layanan omnichannel, baik itu melalui agen, direct-to-customer, embedded insurance, dan employee benefit untuk mendistribusikan berbagai produk asuransi melalui partner ekosistem digitalnya.
Cleosent menambahkan, dengan solusi digital, pengalaman berasuransi jadi lebih seamless. Apalagi produk dan layanannya pun disederhanakan, mudah diakses, dan terjangkau.
Advertisement
Sempurnakan Platform PasarPolis
"Walaupun tren digital terus meningkat, namun distribusi melalui platform digital PasarPolis Mitra tetap merupakan salah satu strategi utama bagi kami. Kami berkomitmen terus menyempurnakan platform teknologi PasarPolis Mitra dan mempercepat penerbitan polis untuk Pemegang Polis serta pencairan insentif bagi mitra," kata Cleosent.
Lewat kolaborasi dengan Tap Insurance, PasarPolis belum lama ini rilis asuransi kendaraan bermotor dengan nama Tap Auto.
"Kami harap terobosan ini bisa mempermudah mitra dalam menawarkan produk asuransi mikro kepada berbagai pihak membutuhkan," katanya.
Â
Asuransi Gadget Banyak Peminat di Indonesia
Sekadar informasi, di tahun 2022, PasarPolis menerbitkan 500 juta polis dan melayani lebih dari 18 juta pelanggan di Indonesia. Di mana, 9 dari 10 pengguna layanan digital PasarPolis sebelumnya belum pernah pakai asuransi sama sekali.
Selain itu, 40 persen dari total pengguna layanan digital PasarPolis bergerak di sektor informal, mulai dari kurir barang sampai pemilik usaha mikro dan toko online.
Uniknya, produk asuransi mikro terus bertumbuh seiring berubahnya gaya hidup masyarakat menjadi ke arah digital. Misalnya produk asuransi gadget hingga asuransi perjalanan.
Advertisement