Kata BAKTI Kominfo Soal Satelit Starlink Elon Musk Bakal Beroperasi di Indonesia

Terkait kabar masuknya satelit Starlink, BAKTI Kominfo mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan apa pun yang dirasa baik buat negara.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Okt 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2023, 08:30 WIB
SpaceX Luncurkan 60 Satelit Starlink ke Orbit
Roket Falcon 9 lepas landas dari Space Launch Complex 40 di Florida's Cape Canaveral Air Force Station, Amerika Serikat, Kamis (23/5/2019). SpaceX meluncurkan satelit Starlink ke orbit setelah batal melakukannya pada minggu lalu lantaran gangguan angin kencang. (AP Foto John Raoux)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) angkat bicara soal kabar rencana masuknya satelit internet Starlink ke Indonesia.

"Prinsipnya kami dari BAKTI selalu mengedepankan teknologi netral," kata Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Danny Januar, dalam konferensi pers di kantor BAKTI Kominfo, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

"Siapa pun atau apa pun yang memberikan manfaat lebih baik bagi negara, tentu akan kami pertimbangkan," kata Danny.

Meski begitu, menurutnya, masuknya satelit internet milik perusahaan Elon Musk, SpaceX ini, masih digodok di tataran regulasinya. BAKTI Kominfo pun tengah menunggu regulasi mengenai satelit Starlink. 

"Prinsipnya kalau untuk saat ini, sebagai fungsi seluler backhaul memang menjadi pertimbangan kami karena dari sisi efisiensi anggaran sangat kompetitif Starlink dibandingkan dengan solusi lainnya," kata Danny.

Sekadar informasi, kabar Starlink akan masuk Indonesia sudah santer beredar sejak beberapa bulan yang lalu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin misalnya, sempat bertemu dengan Elon Musk ketika berkunjung ke Amerika Serikat.

Saat itu, tujuan Menkes bertemu Elon Musk adalah untuk menjajaki kerja sama dengan Starlink. Menkes Budi berharap, Elon Musk dan perusahaannya bisa menyediakan akses internet di Puskesmas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Ini merupakan upaya kami untuk memastikan layanan kesehatan yang setara dan merata di Tanah Air,” kata Menkes Budi sebagaimana dikutip dari situs Kemenkes, Senin (7/8/2023).

"Sebagai garda terdepan untuk menciptakan masyarakat yang sehat, infrastruktur Puskesmas dipastikan harus memadai," kata Menkes terkait kemungkinan kerja sama dengan satelit internet itu beberapa waktu lalu.

Menkominfo Tanggapi Rencana Penjajakan Menkes

Banner Infografis Reshuffle Kabinet di Senin Wage, Budi Arie Jadi Menkominfo. (Liputan6.com)
Banner Infografis Reshuffle Kabinet di Senin Wage, Budi Arie Jadi Menkominfo. (Liputan6.com)

Terkait penjajakan tersebut, Menteri Kominfo (Komunikasi dan Informatika) Budi Arie Setiadi menuturkan, Menkes Budi Gunadi memang sudah menginformasikan padanya mengenai Puskesmas yang tidak memiliki internet.

Ia menuturkan, ada sekitar 1.200 puskesmas yang tidak memiliki akses internet, dan secara spesifik ada 400 puskesmas ada internet tapi lebih lambat. Karenanya, kerja sama yang dilakukan Kemenkes itu merupakan kerja sama B2B (Business to Business). Pasalnya, Starlink di Indonesia hadir melalui Telkom.

"Biar itu B2B antara Kemenkes dan operator seluler, sebagai sarana konektivitas untuk dan solusinya itu salah satunya pakai Starlink," tutur Budi Arie.

Di sisi lain, pemerintah juga baru saja meluncurkan Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA-1 pada 19 Juni 2023 yang lalu, untuk mendukung sektor pendidikan dan kesehatan di wilayah 3T.

Dalam media update Satria-1 yang digelar BAKTI Kominfo bersama Forum Wartawan Teknologi (Forwat), Project Manager Satria-1 PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Nia Asmady, mengatakan, saat ini satelit Satria-1 masih dalam masa orbit raising.

Adapun masa orbit raising ini diperkirakan akan berlangsung hingga November 2023.

Indonesia Baru Luncurkan SATRIA-1

Satelit SATRIA-1
Roket Falcon 9 meluncur ke angkasa membawa satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) dari Cape Canaveral Space Launch Complex SLC 40, Florida, AS, Minggu (18/6/2023).(Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

"Posisi satelit Satria-1 saat ini berada di orbit ke-50an dari kurang lebih 180 orbit yang perlu ditempuh sampai bentuk orbit sirkular dan berada di orbit geostasioner," kata Nia, ditemui di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Nia lebih lanjut mengatakan, sejauh ini satelit pabrikan dari perusahaan manufaktur Thales Alenia Space (TAS) dalam kondisi sesuai dengan rencana.

"Apakah akan sesuai target, satelit so far so good dan on track untuk sampai di orbit pada awal November 2023," tutur Nia.

Selanjutnya, Nia menjelaskan, sebelum satelit sampai di Orbit 146BT, akan ada pengujian pengujian dari manufaktur satelit (TAS) sebelum diserahterimakan kepada operator, dalam hal ini PT SNT.

Lalu, setelah semua fungsi normal, satelit akan diserahkan ke SNT dan akan diintegrasikan dengan ground segment selama 1,5 bulan. "Target operasional akhir Desember 2023 atau awal Januari 2024," kata Nia.

Nia juga mengungkap, instalasi komponen ruas bumi seperti RF equipment dan sistem monitoring masih berjalan. Sementara, perencanaan untuk deployment masih dalam tahap finalisasi.

Infografis Misi Peluncuran Satelit Indonesia Satria-1. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Misi Peluncuran Satelit Indonesia Satria-1. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya