Apa DeepSeek Aman Digunakan Orang Indonesia, Ini Kata Pakar Keamanan Siber

Apakah DeepSeek aman digunakan orang Indonesia? Berikut penjelasan dari Pakar Keamanan Siber dan IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.

oleh Iskandar diperbarui 04 Feb 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2025, 20:00 WIB
DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar
DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Asisten kecerdasan buatan (AI) DeepSeek belakangan ini membuat gempar dan mengguncang dominasi OpenAI di teknologi kecerdasan buatan.

Pengembangan DeepSeek bahkan diklaim 10 kali lebih murah ketimbang model multimodal ChatGPT. Meskipun sama-sama mampu menghasilkan jawaban teks mirip manusia, DeepSeek disebut lebih akurat dan memiliki pemahaman lebih dalam mengenai informasi faktual dan pertanyaan kompleks.

Sayangnya, tak lama setelah ramai dibicarakan, DeepSeek terkena serangan siber. Hal ini membuat sejumlah negara mewaspadai DeepSeek, terlebih startup ini menyimpan data pengguna di server Tiongkok dan mengatur data pengguna berdasarkan hukum setempat.

Lantas, apakah DeepSeek aman digunakan orang Indonesia? Terkait hal ini Pakar Keamanan Siber dan IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai kalua kekhawatiran tersebut agak aneh.

"Kekhawatiran ini agak aneh, mengapa ketika menggunakan ChatGPT, Google Maps, Instagram dan Whatsapp tidak pernah ditanyakan keamanan data pengguna? Servernya juga bukan di Indonesia dan datanya berada di bawah penguasaan perusahaan dan pemerintah Amerika Serikat (AS) setiap saat bisa meminta akses data tersebut," ujarnya.

Alfons mempertanyakan, apakah kalau data dibawa ke AS lebih tidak bahaya daripada dibawa ke China?

"Harusnya secara logika bahayanya sama. Malah pengguna Deepseek di AS harus lebih khawatir daripada pengguna di Indonesia, tetapi kok Deepseek tetap menjadi aplikasi nomor 1 di AppStore dan Play Store di AS?," ucapnya.

Alfons menyebut hal itu agak berlebihan kalau kita sebagai pengguna menghindari menggunakan Deepseek hanya karena servernya dihosting di China.

Sebagai informasi, ketika kamu menggunakan produk China seperti HP, mobil listrik, drone, dan IoT China, datanya juga banyak disimpan di server China.

 

Ketahui Batas dan Kelemahan AI

Chatbot AI DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar
Chatbot AI DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Alfons menjelaskan data yang didapatkan DeepSeek tidak lebih banyak daripada data aplikasi populer yang sering kita gunakan. Data aplikasi lain itu jauh lebih banyak yang diambil seperti data lokasi, kebiasaan membuka aplikasi, minat pengguna pada bidang apa saja, sedang search apa saja, dan lain sebagainya.

Ia menyebut, data itu sebenarnya yang lebih perlu dikhawatirkan dan bukan data chatbot dengan asisten AI.

"Sebaliknya, kalau gara-gara kekhawatiran berlebihan ini kita jadi ketakutan menggunakan AI, kita (Indonesia) akan rugi besar. Indonesia ini sudah tertinggal jauh dalam perlombaan pengembangan aplikasi AI dan implementasi AI," tuturnya.

Sementara negara lain sudah melaju kencang dengan AI. Ia mengimbau, orang Indonesia jangan merasa ketakutan sendiri dengan AI dan harus memanfaatkan AI dengan optimal untuk kepentingan kita.

"Justru dengan adanya Asisten AI open source ini, ada kesempatan emas bagi kita di Indonesia untuk segera mengejar ketertinggalan. Semua orang berlomba-lomba meng-update dirinya dengan AI dan membiasakan diri menggunakannya, tetapi dengan mengetahui batas dan kelemahan AI," ujar Alfons.

Namun demikian, ia manekankan jangan percaya 100% dengan AI karena tidak ada jaminan informasi yang dihasilkan oleh AI sepenuhnya akurat.

5 Negara Ini Waspadai hingga Larang Penggunaan DeepSeek

DeepSeek vs ChatGPT: AI China Tantang Dominasi OpenAI, Siapa Lebih Unggul?
DeepSeek vs ChatGPT: AI China Tantang Dominasi OpenAI, Siapa Lebih Unggul? (Liputan6.com/ Yuslianson)... Selengkapnya

Chatbot dan modul AI besutan startup Tiongkok, DeepSeek, menjadi fenomena AI baru di dunia teknologi yang membuat perhatian banyak orang.

Perusahaan-perusahaan teknologi AS pun sempat was was dibuatnya. Pasalnya, dengan biaya yang disebut jauh lebih sedikit, startup Tiongkok ini membuat DeepSeek AI memiliki hasil pengujian yang melampaui ChatGPT. 

Tokoh-tokoh di perusahaan teknologi seperti Mark Zuckerberg, Sam Altman, bahkan sekelas Presiden AS Donald Trump juga ikut mengomentari DeepSeek AI. 

Dalam waktu singkat, DeepSeek merajai toko aplikasi App Store dan Google Play Store di Amerika Serikat dan 51 negara lainnya.

Sayangnya, tak lama setelah ramai jadi bahan pembicaraan, kecerdasan buatan DeepSeek  justru terkena serangan siber. Hal ini membuat sejumlah negara mewaspadai DeepSeek, apalagi startup ini menyimpan data pengguna di server Tiongkok dan mengatur data tersebut berdasarkan hukum setempat.

Tidak butuh waktu lama, beberapa negara bahkan sudah membatasi hingga melarang penggunaan DeepSeek, yuk simak di sini negara mana saja yang dimaksud, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber:

1. Italia

Otoritas perlindungan data Italia, Garante, akhirnya mengumumkan pemblokiran terhadap model kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek. Mengutip laman CNA, pemblokiran ini dilakukan karena kurangnya informasi terkait penggunaan data pribadi.

Untuk diketahui, sejak Rabu (27/9/2025), DeepSeek tidak lagi dapat diakses di toko aplikasi Apple App Store maupun Google Play Store di Italia.

Langkah ini diambil setelah Garante meminta klarifikasi mengenai data pribadi apa saja yang dikumpulkan, dari mana sumbernya, untuk tujuan apa, berdasarkan dasar hukum apa, dan apakah data tersebut disimpan di China?

"Garante menilai informasi yang diberikan oleh perusahaan Tiongkok penyedia layanan chatbot AI untuk DeepSeek sama sekali tidak mencukupi," demikian pernyataan resmi di situs web mereka.

Keputusan Italia blokir DeepSeek diambil untuk melindungi data pengguna di Italia. Garante menambahkan bahwa keputusan ini "berlaku segera" dan mereka juga telah membuka investigasi lebih lanjut.

2. Amerika Serikat

DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar
DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Amerika Serikat, dalam hal ini Departemen Pertahanan hingga Angkatan Laut AS turut memblokir dan melarang penggunaan DeepSeek.

Bukan tanpa alasan, Departemen Pertahanan yang sering disebut Pentagon melarang penggunaan DeepSeek setelah sejumlah karyawannya terhubung ke server Tiongkok.

Sekadar informasi, menurut Tech Crunch, ketentuan layanan DeepSeek secara eksplisit menyatakan bahwa mereka menyimpan data pengguna di server Tiongkok dan mengatur data tersebut berdasarkan hukum China. Hukum setempat mengamanatkan kerja sama dengan badan intelijen China.

Sementara, Angkatan Laut AS sudah melarang karyawannya menggunakan DeepSeek sejak 24 Januari lalu. Alasan pelarangan ini karena masalah keamanan dan etika.

3. Taiwan

DeepSeek
DeepSeek (deepseek.com)... Selengkapnya

Kementerian Digital Taiwan menyebut, pemerintah seharusnya melarang penggunaan layanan AI DeepSeek karena masalah keamanan.

Menurut Menteri Urusan Digital Taiwan, kementerian-kementerian di negara tersebut tidak diizinkan menggunakan layanan DeepSeek AI guna menghindari risiko keamanan keamanan.

Meski begitu, belum ada larangan penggunaan DeepSeek untuk masyarakat umum.

4. Korea Selatan dan Prancis

DeepSeek
DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Dilansir Reuters, Korea Selatan juga belum resmi melarang penggunaan DeepSeek. Namun, pengawas privasi informasi Korsel mengatakan pihaknya berencana untuk bertanya kepada DeepSeek mengenai bagaimana informasi pribadi pengguna dikelola.

Seperti Korsel, pengawas privasi Prancis menyebut pihaknya akan menanyai DeepSeek untuk mendapatkan informasi lebih jelas tentang bagaimana sistem kerja startup AI ini dan masalah risiko privasi penggunanya.

5. Australia 

Mengutip The Guardian, salah satu perusahaan yang beroperasi di Australia, Telstra menyebut pihaknya memiliki proses ketat dalam menilai semua perangkat, kemampuan, dan penggunaan AI dalam bisnis.

Untuk saat ini, penggunaan DeepSeek di Telstra tidak disetujui dan penggunaannya tidak dianjurkan. Meski begitu, DeepSeek tidak diblokir secara resmi. Telstra lebih memilih MS Copilot untuk layanan AI.

Sementara, seorang direktur intelijen siber di perusahaan keamanan siber Australia CyberCX, Katherine Mansted, menyebutkan kalau ada banyak pelanggan yang menghubungi mereka untuk meminta informasi apakah DeepSeek aman digunakan.

Mansted pun merekomendasikan organisasi termasuk departemen pemerintahan untuk mempertimbangkan membatasi akses ke DeepSeek, terutama di perangkat kerja.

Sejauh ini, dari pemerintah Australia belum ada larangan resmi soal penggunaan DeepSeek.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya