Lebaran di Tengah Ancaman Abu Vulkanik Gunung Raung

Khawatir dampak abu vulkanik Gunung Raung membahayakan pesawat terbang, Otoritas Bandara El Tari belum mengizinkan pesawat terbang.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Jul 2015, 03:47 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2015, 03:47 WIB
20150712-Awan Panas Gunung Raung Tak Mengusik Aktivitas Warga-Jember 4
Seorang petani bekerja dengan latar belakang Gunung Raung mengeluarkan awan panas di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (12/7/2015). (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Kupang - Dampak abu vulkanik Gunung Raung sampai juga ke Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Khawatir dampak abu vulkanik membahayakan pesawat terbang, Otoritas Bandara El Tari belum mengizinkan pesawat  terbang.

Akibatnya, seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (17/7/2015), 600 calon penumpang Garuda Indonesia dan Lion Air terpaksa merayakan Idulfitri di ruang tunggu bandara, sebab rumah mereka sangat jauh dari Bandara El Tari bahkan sampai di pelosok  NTT.

Mereka terpaksa tetap tinggal di bandara sampai 20 Juli mendatang, menunggu penjadwalan ulang terbang.

Sementara, di tengah suka cita warga merayakan Hari Raya Idulfitri, Gunung Raung yang berada di perbatasan Banyuwangi Jember, dan Bondowoso ini pada Jumat kembali meningkat aktivitas vulkaniknya.

Skala amplitudo gempa tremor yang sempat menurun dalam beberapa hari terakhir ini, kembali naik disertai semburan material vulkanik berupa debu bercampur pasir hingga setinggi 2 kilometer.

Warga pun terpaksa menggunakan masker saat melakukan tradisi saling berkunjung ke tetangga, karena terganggu guyuran debu vulkanik Gunung Raung, seperti yang terjadi di Griya Mangli Indah, Kecamatan Kaliwates, Jember.

Secara visual, material debu vulkanik yang membubung tinggi ini berhembus ke arah barat laut dengan kecepatan 19 kilometer per jam dan berpotensi kembali mengganggu aktivitas penerbangan di sejumlah bandara.

Sementara dalam radius 12 kilometer dari Gunung Raung, warga Desa Sumber Arum, Songgon, Banyuwangi tetap melaksanakan Salat Id di masjid dengan khidmat. Usai salat warga tetap bersilaturahmi dengan keluarga dan tetangga dan merayakan Lebaran di tengah ancaman debu vulkanik Gunung Raung. (Mar/Rmn)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya