Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga sayur mayur akibat dampak gagal panen karena musim kemarau panjang, membuat para ibu rumah tangga mulai mengeluh. Di antara harga produk pertanian yang melonjak tinggi adalah cabai, seperti yang terjadi di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (7/8/2015), semua jenis cabai mengalami kenaikan hingga 100%. Contohnya cabai keriting dari sebelumnya dijual dengan harga Rp 18 ribu menjadi Rp 36 ribu per kilogram.
Naiknya harga cabai diperkirakan masih akan terus berlangsung seiring masih panjangnya musim kemarau. Apalagi dampak dari tingginya harga cabai adalah gagal panen petani, seperti yang terjadi di Dusun Pasirkaliki, Desa Genteng, Sukasari, Sumedang, Jawa Barat. Belasan hektare tanaman cabai mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.
Advertisement
Petani mengaku kekeringan kali ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Petani biasanya menggunakan air dari pegunungan, namun setelah sumber mata air dalam kondisi kering, warga tidak memiliki solusi. Akibatnya hasil panen cabai berkurang dan dengn kualitas buruk.
Kekeringan akibat kemarau panjang juga terjadi di pusat agropolitan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Para petani tidak dapat memanen cabai rawit yang telah mereka tanam sejak beberapa bulan lalu.
Upaya petani dengan melakukan penyiraman tidak bisa optimal, seperti layaknya disiram air hujan. Akibatnya daun mengering dan cabai rawit yang tumbuh menjadi jarang. Bahkan sebagian cabai membusuk.Â
Kondisi ini membuat tanaman menjadi tidak sehat dan mudah terserang penyakit dan hama yang merusak batang tanaman cabai. Para petani berusaha melakukan perawatan tambahan menggunakan pestisida, namun dampaknya adalah biaya produksi bertambah.
Permintaan tinggi dan pasokan yang sedikit praktis membuat harga cabai melambung. Akibatnya pembeli berkurang dan pemasukan pedagang menurun. Masyarakat mengharapkan pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga cabai mengalami lonjakan sangat tinggi ini. (Dan/Rmn)