Liputan6.com, Purwakarta - Penguatan mata uang dolar Amerika membuat sejumlah sektor ekonomi lesu. Namun sebaliknya hal ini justru membawa berkah bagi perajin gerabah atau tanah liat di Plered, Purwakarta. Pesanan gerabah untuk diekspor ke luar negeri meningkat hingga 7 kali lipat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (28/8/2015), karya seni rupa Indonesia selalu diminati warga negara asing. Eman Sulaeman jeli melihat peluang tersebut. Eman tak pusing saat nilai rupiah anjlok di pasaran karena bisnis kerajinan gerabah atau tanah liat yang ditekuninya belasan tahun lalu kini justru mengalami peningkatan omset hingga 30 persen.
Penguatan mata uang dolar Amerika justru membawa berkah bagi para perajin tanah liat ini karena pesanan ekspor ke luar negeri naik dari satu kontainer menjadi 7 kontainer setahun.
Advertisement
Saat dolar naik sebesar Rp 12 ribu, dalam setahun ia bisa mengirim hingga 7 kontainer. Namun bila kenaikan dolar berlangsung lama, harga bahan baku juga akan mengalami kenaikan terutama cat.
Untuk melayani pesanan yang meningkat drastis, Eman menambah tenaga kerja. Rencananya kerajinan tanah liat berupa guci yang cantik ini akan diekspor ke Eropa dan Amerika. (Nda/Yus)