Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah tipis pada perdangan Jumat pagi (28/8/2015). Di tengah perlambatan ekonomi China, para pelaku pasar menunggu kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS), data inflasi Indonesia, dan kebijakan stimulus Presiden Jokowi.
Mengutip Bloomberg, Jumat (28/8/2015), rupiah dibuka di level 13.997 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar Rupiah melemah tipis 0,2 persen atau 35 poin berada di kisaran 14.026 per dolar AS pada pukul 10.00 WIB.
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 0,8 persen menjadi 14.011 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.128 per dolar AS.
Advertisement
Pergerakan rupiah pagi ini masih ditekan oleh sentimen global seperti ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu. "China menurunkan suku bunga karena perlambatan ekonomi," kata Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual.
Kini para pelaku pasar juga sedang menunggu kebijakan suku bunga AS yang akan diumumkan pada 17 September mendatang. Tak hanya itu, data inflasi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 September mendatang juga dinanti pelaku pasar.
"Inflasi kemungkinan lebih tinggi karena harga-harga yang belum turun" ungkapnya David.
Pada Kamis kemarin, Rupiah sempat 1,1 persen, dikarenakan pemerintah berencana melaksanakan kebijakan stimulus. Kini para pelaku pasar menunggu realisasi kebijakan stimulus. "Pasar menunggu kebijakan stimulus pemerintah" jelas dia. (Ilh/Ndw)
Â