Perajin Kurang, Batik Nitik dan Predikat Kota Batik Terancam

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan predikatnya sebagai kota batik dunia.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Okt 2015, 13:45 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2015, 13:45 WIB
20151002-Batik-Yogyakarta
(Liputan 6 TV)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta memiliki beragam batik tulis dan cap. Namun, ada 1 jenis batik yang keberadaannya kini terancam punah, yaitu batik nitik.

Berbeda dengan batik tulis atau batik cap, batik nitik dibuat dengan titik-titik di kain. Tidak semua perajin bisa membuat batik nitik karena membutuhkan ketelitian dan kesabaran tersendiri.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (2/10/2015), batik nitik biasanya dibuat dengan motif kawung dan nogosari. Namun dalam perkembangannya saat ini sudah dikombinasikan dengan motif kontemporer di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Batik nitik kini mulai ditinggalkan seiring berkurangnya minat pengrajin mengerjakan batik tersebut. Adalah Erwin Yuniati warga Blawong Trimulyo yang tetap mempunyai perhatian terhadap keberadaan batik nitik.

Meski telah menyandang predikat kota batik dunia, menurunnya angka pengrajin batik dan kurangnya minat generasi muda belajar membatik menjadi ancaman predikat Yogyakarta sebagai kota batik dunia dicabut.

"Batik yang ada di Yogya itu konsisten. Lalu bisa meneruskan amanat dari pemberian gelar bahwa Yogya sebagai kota batik dunia," ujar Pelaksana Tugas Harian (PLH) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) dan Upah Minimum Kota (UMK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Baskara Aji.

Selain fokus pada pembinaan perajin batik tingkat industri, Pemprov DIY juga berupaya melakukan pembinaan di kalangan pelajar supaya regenerasi membatik dapat terus terjaga. (Mar/Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya