Liputan6.com, Riau - Terbebas dari kabut asap sejenak, inilah yang dirasakan para bayi dan balita yang bisa tertidur pulas di posko evakuasi kabut asap Pemerintah Provinsi Riau (Pemprov) Riau.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (27/10/2015), sejumlah keluarga yang memutuskan mengungsi kebanyakan membawa balita pengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Tak hanya ruangan layak, namun posko dilengkapi pula dengan perawatan medis. Tahap awal, balita yang sakit kemudian dirujuk ke rumah sakit terdekat sehingga orangtuanya juga ikut pindah dan tak lagi menghuni ruang evakuasi.
Advertisement
"Tanggal 27 Oktober ini yang masuk ada 2 pasien. 1 Anak-anak, yang 1 balita. Dan total selama diadakan evakuasi ini ada 6 pasien. Balita 3 orang, anak 1 orang, dan dewasa 2 orang," ucap koordinator posko evakuasi Tuti Suriati.
Minimnya sosialisasi membuat warga Riau yang mendatangi pos evakuasi masih sangat rendah. Ditambah pula pandangan sebagian penduduk yang menganggap kabut asap sebagai hal lumrah, karena selalu ada di tiap kemarau sejak 18 tahun terakhir.
Kabut asap yang menyelimuti Kota Palembang, Sumatera Selatan berangsur-angsur menipis. Jarak pandang di sejumlah ruas jalan sudah lebih dari 2.000 meter hingga warga bisa kembali normal beraktivitas.
Menipisnya kabut asap dikarenakan angin yang berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir tidak melintasi Palembang. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat, jumlah titik panas terbanyak di Sumatera Selatan masih berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir. (Vra/Sss)