Liputan6.com, Lumajang - Razia tambang emas ilegal diduga dibocorkan. Polisi di Jambi gagal menangkap penambang. Berita itu mengawali Kilas Indonesia yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (5/11/2015).
Saat merazia tambang emas liar di Merangin, Jambi, polisi menghancurkan dan menutup 10 lokasi penambangan ilegal di Sungai Ulak, termasuk alat-alat pertambangan. Namun tak seorang pun penambang tertangkap.
Diduga kuat, razia polisi itu bocor sehingga penambang sempat kabur. 3 tahun terakhir, penambangan emas liar marak di sepanjang Sungai Nalo dan Tantan, serta Sungai Ulak.
Advertisement
Di Cimahi, ribuan buruh memasuki paksa sejumlah pabrik di kawasan industri Cibaligo dan memaksa para pekerja yang sedang bekerja, untuk berunjuk rasa di kantor Pemkot Cimahi guna menuntut kenaikan upah.
Akibat tindakan para buruh, aktivitas pabrik di Cibaligo lumpuh total. Buruh menuntut UMK Cimahi naik dari Rp 2 juta per bulan, menjadi Rp 3,6 juta per bulan.
Di Lumajang, 1 hari setelah Mapolsek Klakah terbakar, pelayanan terhadap masyarakat masih lumpuh, terutama untuk pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian atau SKCK. Karena itu, pemohon harus langsung ke Mapolres Lumajang.
Penyebab terbakarnya Mapolsek Klakah pada Rabu pagi lalu masih diselidiki.
Adapun di Nusa Tenggara Timur, dampak kemarau panjang, krisis air bersih di Kabupaten Manggarai Timur kian memburuk.
Untuk mendapatkan air bersih, warga harus antre berjam-jam di keran air umum, seperti di Desa Meno, Kecamatan Poco Ranaka. Pilihan lainnya, mereka harus menempuh perjalanan 2 hingga 5 km menuju sumber mata air.
Sementara itu, seluruh lahan persawahan kering kerontang. (Nda/Mvi)