VIDEO: Imbas Anti-Imigran Trump, Ibu Gagal Ketemu Anak

Kebijakan anti imigran Presiden Amerika Serikat Donald Trump berimbas pada warga yang berasal dari tujuh negara muslim.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Jan 2017, 14:37 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2017, 14:37 WIB
20170130-Warga Inggris turun ke jalan menentang Presiden Trump-London
Demonstran membentangkan poster saat unjuk rasa di luar Downing Street, London, Senin (30/1). Mereka memprotes kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang Muslim dari sejumlah negara memasuki Amerika Serikat. (AP Photo/Alastair Grant)

Liputan6.com, Washington - -- Kebijakan anti-imigran Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuai banyak protes di dalam dan luar negeri. Tidak hanya menimbulkan pro-kontra di jajaran pemerintah AS, namun juga berimbas pada warga yang berasal dari tujuh negara muslim.

Samira Dahir salah satunya. Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (31/1/2017), pengungsi asal Somalia yang datang ke Amerika Serikat pada 2013 silam ini tak kuasa menahan sedih. Seharusnya hari ini Samira bisa berkumpul lagi dengan putrinya, namun gagal imbas larangan imigrasi Trump.

Selain Samira, pasangan dokter Ghassan Assali dan istrinya juga kecewa setelah keluarga yang mereka tungu-tunggu tak kunjung sampai. Warga Suriah beragama ortodox ini ditolak masuk dan tertahan di Qatar.

Dilaporkan juga para pendatang asal Iran dan Suriah yang terkatung-katung sekitar 30 jam di Bandara Dallas. Sementara 100 hingga 200 orang imigran asal Suriah dan tujuh negara muslim tertahan di sejumlah bandara Amerika Serikat.

Sementara itu, unjuk rasa para anggota kongres dari Partai Demokrat yang dipimpin oleh kubu minoritas Nancy Pelosi menyebut, kebijakan anti imigran Trump tidak konstitusional, sembrono, dan gegabah.

Jaksa Umum Negara Bagian Washington Bob Ferguson di Washington bahkan menyatakan menuntut Presiden Donald Trump atas keputusannya tersebut. Ferguson adadalah jaksa agung pertama yang resmi menempuh langkah hukum terhadap Trump.

Simak tayangan video selengkapnya dalam tautan ini. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya