Jakarta - Menghadapi ajang Asian Games 2018 pelatih timnas Indonesia U-23, Luis Milla, membawa banyak gelandang di sektor tengah. Hal ini wajar, pasalnya, lini tengah memang dianggap sebagai kekuatan sebuah tim.
Dalam daftar resmi 20 pemain Tim Merah-Putih, setengahnya diisi pemain di poros tengah. Komposisi detailnya: tiga gelandang serang, tiga gelandang jangkar, serta empat gelandang sayap.
Milla melihat Indonesia diberkahi memiliki banyak pesepak bola dengan kemampuan lari cepat di atas rata-rata plus ditopang kemampuan individu yang mumpuni. Jangan heran jika sang mentor menyiapkan barisan winger yang cukup banyak.
Advertisement
Baca Juga
Sosok Saddil Ramdani, Febri Haryadi, Irfan Jaya, Ilham Udin, diharapkan jadi tumpuan lini serang Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018 dengan memanfaatkan dua sisi melebar lapangan. Posisi winger ofensif beberapa tahun terakhir jadi posisi bermain paling paling populer di dunia sepak bola internasional.
Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi jadi simbol produktivitas, sekalipun sejatinya mereka bukan bermain sebagai seorang striker murni. Pergerakan mereka dari sektor sayap amat berbahaya dan sulit dibendung pertahanan lawan.
Sayangnya berbeda dengan Ronaldo atau Messi yang bisa diandalkan sebagai figur pencipta produktivitas, barisan winger Tim Garuda Muda yang ada kurang konsisten dalam urusan ketajaman.
Mereka amat kuat dalam melakukan terobosan, namun lemah dalam urusan finishing. Praktis hanya sosok Saddil Ramdani dan Febri Haryadi, yang kerap mencetak gol buat timnas, akan tetapi keduanya tak bilang stabil dalam urusan menjebol gawang lawan di Asian Games 2018.
Permainan Agresif
Terlepas dari itu, agresivitas permainan para gelandang sayap Timnas Indonesia U-23 diyakini Luis Milla bisa jadi sosok pembeda saat menghadapi pesaing di penyisihan Grup A. Mereka bisa jadi sosok penarik perhatian, sehingga memberi ruang bebas bagi pemain lain untuk memecah kebuntuan.
Luis Milla sendiri sudah sedikit berlega, problem kreativitas di sektor tengah sudah dapat dipecahkan dengan kehadiran pemain senior, Stefano Lilipaly. Sebelumya, di ajang SEA Games 2017 terlihat kalau timnas kurang banyak punya stok gelandang yang bisa diandalkan sebagai jenderal lapangan tengah.
Timnas Indonesia U-23 hanya punya seorang sosok Evan Dimas. Perannya memang sangat dominan untuk menghidupkan permainan, namun muncul masalah saat pesepak bola yang berkarier di Selangor FA dimatikan lawan, permainan Tim Merah-Putih ikutan melempem.
Advertisement
Sosok Pemecah Kebuntuan
Kehadiran Stefano Lilipaly diharapkan juga membantu persoalan kering gol di sektor depan. Saat ajang SEA Games 2017 dan sejumlah laga uji coba di masa persiapan Asian Games 2018 tak ada satu pun striker yang konsisten dalam urusan ketajaman.
Luis Milla berulangkali mengutak-atik posisi penyerang tengah. Ia sempat mencoba kemampuan Boaz Solossa, Lerby Eliandry, Ilija Spasojevic, hingga pemain muda M. Rafli. Sayangnya, di antara barisan penyerang yang ada tak ada satu pun jadi figur kuat untuk diandalkan menjebol gawang lawan.
Sang pelatih akhirnya memutuskan hanya membawa seorang bomber, yakni Alberto Goncalves. Ia agaknya lebih ingin memaksimalkan pemain bertipikal bunglon.
Stefano Lilipaly diyakini bisa memenuhi ekspekstasi itu. Pemain didikan klub Belanda, FC Utrecht itu dikenal sebagai pesepak bola serba bisa. Ia bisa bermain di berbagai posisi. Mulai dari gelandang serang, bek sayap, gelandang sayap, hingga striker.
Lilipaly pernah berujar setengah bercanda, kalau dirinya hanya tak bisa bermain sebagai seorang kiper saja. Milla berharap tuah penyerang bayangan yang bermain di belakang striker.
Figur David Maulana
Selain sosok Stefano, di Timnas Indonesia U-23 ada figur Septian David Maulana. Pemain asal Mitra Kukar tersebut selama ini jadi andalan mencetak gol. Ia jadi pemain paling produktif di Asian Games dan masa TC Asian Games dengan lesakkan enam gol.
Dalam skema permainan 4-3-3 racikan Milla, Septian diposisikan sebagai gelandang serang yang selalu bermain berdekatan dengan striker tunggal. Dengan punya dua opsi pemain pemecah kebuntuan diharapkan Timnas Indonesia U-23 bisa keluar dari masalah produktivitas.
Dengan status serbabisa Stefano Lilipaly bisa diberdayakan sebagai gelandang pengatur permainan bareng Evan Dimas.
Di sisi lain Timnas Indonesia U-23 cukup beruntung punya barisan pemain jangkar dengan kualitas yang merata. Zulfiandi, Muhammad Hargianto, dan Hanif Sjahbandi bisa diandalkan secara bergantian untuk melapis pertahanan.
Advertisement