Ini 4 Jenis Tiket untuk Asian Para Games 2018

Raja Sapta Oktohari menjelaskan empat jenis tiket yang akan tersedia saat Asian Para Games 2018 berlangsung.

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 18 Sep 2018, 23:55 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 23:55 WIB
Raja Sapta Oktohari
Ketua Panitia Pelaksana INAPGOC, Raja Sapta Oktohari, saat berkunjung ke kantor redaksi Bola.com di Gondangdia, Jakarta, Senin (29/5/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jakarta - Ketua Pelaksana Asian Para Games 2018 (Inapgoc), Raja Sapta Oktohari, menjelaslam akan ada empat jenis tiket dengan fungsi berbeda-beda untuk perhelatan Asian Para Games 2018. 

Ditemui dalam kunjungannya ke pelatnas parashooting di Senayan, Jakarta, Selasa (18/9/2018) sore WIB, Raja Sapta permasalahan tiket memang menjadi sangat penting. Apalagi jika belajar dari Asian Games 2018 yang sempat terganggu dengan permasalahan tiket pertandingan sehingga banyak keluhan datang dari masyarakat.

Tiket untuk Asian Para Games 2018 akan terbagi menjadi empat jenis, yaitu tiket opening dan closing, tiket kawasan, tiket terusan, dan tiket pertandingan final. Kepada Bola.com dan Liputan6, Raja Sapta Oktohari memberikan definisi dari masing-masing jenis tiket itu.

"Pertama tiket untuk opening dan closing. Tiket ini sangat komersial, jadi dijual dan sama seperti ketika kita membeli tiket sebuah konser. Penjualan tiket jenis ini akan kami berikan batasan. Jadi setiap orang hanya boleh membeli empat tiket saja untuk mengeliminasi kenakalan yang tidak diinginkan," ujar Ketua Inapgoc itu.

"Tiket kedua adalah tiket kawasan. Jadi tiket ini sama persis seperti ketika di Asian Games lalu, yaitu untuk masuk kawasan GBK dan harganya pun tidak berbeda, hanya Rp10 ribu. Masyarakat bisa menikmati zona-zona yang telah kami sediakan, di mana ada dua zona yaitu Zona Inspirasi dan Zona Spirit. Nanti di sana ada kuliner, informasi, dan hiburan-hiburan menarik," lanjutnya.

Sementara untuk tiket terusan dan tiket final, Raja Sapta Oktohari, menjelaskan dengan terperinci. Tiket di Asian Para Games ini akan berbeda dengan saat Asian Games berlangsung pada Agustus.

"Tiket ketiga adalah tiket terusan untuk menyaksikan pertandingan di venue. Ini perlakuannya yang cukup unik. Jadi satu tiket itu harganya Rp75 ribu dan bisa digunakan untuk nonton pertandingan apa saja selama satu hari penuh. Jadi setelah menyaksikan satu pertandingan, penonton bisa pindah ke venue lain menggunakan tiket tersebut," ujarnya.

"Selain itu tiket tersebut tidak ada nomor kursi, jadi kalau ada kursi kosong silakan duduk. Namun, jika nanti venue tersebut penuh dengan penonton akan kami tutup untuk diarahkan ke venue pertandingan lainnya. Kalau semua venue penuh, ya alhamdullilah. Namun, untuk yang ingin tetap menyaksikan pertandingan yang sudah penuh penontonnya itu, kami arahkan ke zona umum, di mana nanti bisa nonton bersama. Kalau venue sampai penuh artinya kami akan tahu itu yang banyak peminatnya," lanjutnya.

Sementara jenis tiket keempat di Asian Para Games 2018 adalah tiket pertandingan final. Raja Sapta Oktohari menyebut tiket yang terakhir ini tidak berbeda halnya dengan tiket pertandingan terusan. Hanya, tiket pertandingan final akan dibuat lebih mahal daripada pertandingan sebelumnya.

 

Fasilitas Tiket Gratis untuk Penyandang Disabilitas

Raja Sapta Oktohari juga memberi informasi berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo. Arahan yang dimaksud adalah penyandang disabilitas harus diberikan fasilitas gratis untuk menyaksikan Asian Para Games 2018.

Ketua Inapgoc itu memastikan para penyandang disabilitas akan mendapatkan fasilitas gratis tersebut. Namun, fasilitas tersebut akan diatur sepenuhnya oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia yang akan menjalankan perannya untuk pendaftaran.

"Selain tiket opening dan closing, tiket-tiket yang lain akan gratis diberikan untuk penyandang disabilitas sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Namun, mekanismenya harus dengan mendaftarkan diri melalui komunitas atau organisasi resmi yang diakui oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial," ujar pria yang akrab disapa Okto itu.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial pada pagi hari ini dan mereka akan mengambil perannya secara utuh. Kami akan memberikan kuota kepada Kementerian Sosial dan mereka yang akan mengolah dan mendistribusikan fasilitas tersebut melalui komunitas yang terdaftar," lanjutnya.

Raja Sapta Oktohari menegaskan para penyandang disabilitas tidak akan bisa mendapatkan fasilitas gratis jika tidak melalui mekanisme yang telah ditentukan itu. "Jadi harus saya tegaskan, Inapgoc tidak melayani yang langsung datang ke venue. Kami mengarahkan untuk melalui komunitas resmi," tegasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya