Krakatau Steel Incar Penjualan Baja 2,6 Juta Ton

Manajemen PT Krakatau Steel Tbk menargetkan penjualan baja mencapai 2,6 juta ton pada 2014, dan diharapkan diimbagi perbaikan harga baja.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Mar 2014, 19:08 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2014, 19:08 WIB
101101bkrakatau-steel.jpg

Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menargetkan penjualan baja mencapai 2,6 juta ton pada 2014. Target itu naik 13,04% jika dibandingkan penjualan tahun 2013 yang mencapai 2,37 juta ton.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk,  K. Hakim mengatakan, kenaikan penjualan ini diimbangi dengan perbaikan harga baja dunia. "Ini kita harapkan seiring dengan kestabilan harga komoditas dunia, sehingga Perseroan dapat meraih pendapatan yang baik pula," ujarnya di Kantor Krakatau Steel, Jakarta Selatan, Senin (3/3/2014).

Untuk mencapai target volume penjualan tersebut, perusahaan akan menyiapkan strategi penjualan seperti dengan melakukan transaksi penjualan dengan menggunakan rupiah, namun setara dengan harga baja menggunakan dolar. "Kami dilakukan untuk mengantisipasi kerugian akibat nilai tukar," lanjutnya.

Selain itu, perusahaan juga akan menggenjot kinerja anak perusahaanya yang bergerak di sektor baja serta mengurangi penggunaan bahan baku impor sebagai langkah efisiensi.

"Seiring dengan mulai berproduksinya anak usaha patungan kami yang bernama Krakatau Posco, hal itu akan membantu Perusahaan dalam berbelanja bahan baku impor," ujar Irvan.

Sementara itu, untuk soal target pendapatan dari penjualan baja tahun ini, Irvan masih enggan menjelaskan lebih lanjut karena hal ini terkait dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Perseroan mencatatkan penjualan turun 8,9% menjadi US$ 2,08 miliar pada 2013 dibandingkan 2012 sebesar US$ 2,29 miliar. Penurunan itu dipicu akibat anjloknya harga komoditas dunia, termasuk baja dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Perseroan pelat merah ini pun mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 13,9 juta pada 2013, atau lebih rendah jika dibandingkan pada 2012 sebesar US$ 20,4 juta. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya