Liputan6.com, Jakarta Hingga dua bulan pertama 2014, Direktorat Jendral Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan penerimaan pajak telah mencapai sekitar Rp 190 triliun. Perolehan awal tahun ini diakui lebih baik dibandingkan dengan penerimaan pajak pada periode sama setahun sebelumnya,
"Rp 190 triliun kalau tidak salah, realisasi Februari masih bagus dari tahun lalu," ucap Direktur Jendral Pajak Kemenkeu, Fuad Rahmany saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (11/3/2014).
Meski lebih baik, Fuad belum bisa menjadikan realisasi awal tahun ini sebagai jaminan kondisi keseluruhan penerimaan pajak seperti dalam target APBN 2014.
"Tapi saya tidak bisa ngomong bagus banget karena perekonomian global masih juga belum begitu bagus, ekonomi nasional belum bisa bilang karena data BPS juga belum keluar," terangnya.
Sayangnya ketika dikonfirmasi sektor paling banyak menyumbang penerimaan pajak hingga Februari lalu, Fuad masih enggan mengungkapkannya.
Dalam APBN 2014, pemerintah menargetkan penerimaan sebesar Rp 1.110,2 triliun terdiri dari PPh Migas Rp76,073 triliun, PPh Non Migas Rp 510,2 triliun, PPN Rp 492,9 triliun, Pajak Bumi Bangunan Rp 25,4 triliun, dan Pajak Lainnya Rp 5,49 triliun.
Sementara realisasi hingga 30 Januari 2014, penerimaan PPh Migas masih nihil, PPh Non Migas 38,9 triliun, PPN 31,5 triliun, Pajak Bumi dan Bangunan Rp 656,2 miliar, dan Pajak Lainnya Rp 406,7 triliun.
Adapun realisasi penerimaan pajak pada tahun lalu, dari target penerimaan dalam APBN Perubahan 2013 sebesar Rp 995,2 triliun, Direktorat Pajak hanya mencatat realisasinya sebesar Rp 917,3 triliun.