Liputan6.com, Washington Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memastikan 29 dari 30 bank terbesar di negaranya dalam kondisi sehat dan dapat bertahan dari keterpurukan ekonomi yang sedang dialami saat ini. The Fed menyatakan, ke-29 bank tersebut telah lulus uji Stress Test dan dinilai cukup kuat untuk mengatasi penurunan ekonomi yang terjadi tanpa bantuan dari pemerintah.
Â
Mengutip Fortune, Jumat (21/3/2014), secara keseluruhan tersebut, 30 bank terbesar di AS mampu menyelesaikan tes dengan selisih nilai yang lebih besar dari tahun lalu. Hasilnya, sebanyak 29 bank dinyatakan memiliki lebih banyak dana dan modal untuk bertahan dari kerugian yang mungkin dialami.
Â
The Fed juga memproyeksikan jumlah pinjaman dan kerugian perdagangan yang lebih rendah dibanding tahun lalu. Hasilnya, bank-bank tersebut meningkatkan jumlah dividen bagi para pemegang seham.Â
Â
Selain itu, bank sentral AS memperkirakan peningkatan signifikan juga terjadi pada aksi pembelian kembali saham (buy back) dari emiten perbankan. Padahal setelah krisis finansial, para pejabat bank secara ketat mengelola dua kegiatan finansial itu karena takut kekurangan modal.
Â
Zions Bancorp (ZION), sebuah bank lokal di Salt Lake City diperkirakan mampu bertahan jika mengalami kerugian dalam jumlah cukup besar setelah The Fed menarik seluruh dana stimulusnya. The Fed memprediksi bank tersebut dapat menanggung kerugian hingga US$ 500 miliar jika ekonomi negara memasuki masa resesi lain seperti yang pernah dialami sebelumnya.
Â
Jumlah tersebut naik dari US$ 466 miliar yang diprediksi The Fed setahun lalu. Stress Test kali ini melibatkan 30 bank dari sebelumnya 18 bank pada tahun lalu.
Â
Di antara bank-bank terbesar di AS, Bank Of America menjadi yang paling lemah dalam ketahanan finansial. The Fed memprediksi tingkat kekuatan finansial perusahaan ini dapat ambruk ke level terendah.Â
Â
Sementara itu, Â Wells Fargo (WFC) menjadi yang terbaik di antara bank-bank besar di AS setelah mendapatkan nilai uji terbaik. Bank tersebut mengalami peningkatan besar sejak satu tahun lalu setelah jumlah kerugiannya jauuh lebih kecil daripada yang telah diprediksi The Fed.
Â
Sementara JPMorgan Chase (JPM) sekali lagi menunjukkan hasil tes yang mengecewakan. Bank tersebut diprediksi akan mengalami kehilangan dana terbesar tahun ini senilai US$ 81 miliar.
Â
Stress Test yang dilakukan The Fed kali ini mencoba menghitung berapa banyak kebutuhan 30 bank besar AS untuk bertahan dari kehilangan dana dalam bentuk pinjaman dan perdagangan di bawah skenario ekonomi tertentu. Skenario yang dimaksud termasuk peningkatan jumlah tenaga kerja, ambruknya indeks saham Dow Jones, dan jatuhnya harga perumahan sebesar 26% serta masuknya kembali AS ke masa resesi.
Â
Setelah mengestimasi seluruh kerugian tersebut, The Fed lantas menghitung berapa banyak modal yang dimiliki bank tersebut. The Fed pun lantas mengukur kesehatan finasial bank untuk mengatasi penurunan aset sebesar 5% di perusahaannya.