Konsolidasi Bank Gagal, RI Bisa Ditertawakan

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Sadikin menilai konsolidasi perbankan Indonesia menjadi keharusan untuk menghadapi bank asing pada 2020.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Mei 2014, 13:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2014, 13:30 WIB
Bank Mandiri-BTN
(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Mandiri Tbk mendorong konsolidasi perbankan di Indonesia untuk menghadapi persaingan dalam menjalani pasar bebas ASEAN 2020 untuk perbankan.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin berpendapat penyatuan bank-bank di Indonesia merupakan langkah vital untuk semakin efisien dan menaikkan modal perbankan.

"Ekonomi ASEAN buat perbankan bukan di 2015, tapi pada 2020, jadi kita punya waktu lima tahun lagi untuk mempersiapkan diri secara maksimal, jangan sampai kalah terus. Kita kan negara paling besar di ASEAN, malu kalau (bank) tidak jadi yang terbesar, pasti ada yang salah," kata dia di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Lebih jauh Budi mengaku, salah satu cara untuk memperbesar aset perbankan dengan cepat adalah mengakuisisi atau menggabungkan alias konsolidasi antara bank satu dengan bank lain.

Dalam catatannya, saat ini jumlah perbankan di Indonesia sekitar 120 bank. Sedangkan Singapura, sambung dia, telah sukses mengonsolidasi dari 10 bank menjadi 8 bank, lalu 5 bank dan akhirnya 3 bank sampai sekarang.

"Secara substansi untuk menjadi besar dan menghadapi 2020, konsolidasi jadi suatu keharusan. Konsolidasi dengan siapapun (bank) karena modal kita kalah lima kali lipat dengan modal perbankan di ASEAN lain," terang Budi.

Dia menggambarkan kondisi perbankan lima tahun mendatang akan diserbu bank asing lain dengan jumlah modal sangat besar dan kuat. Bahkan saat ini saja, dari 100% aset perbankan nasional, sekitar 40% dimiliki luar negeri.

"Konsolidasi harus terjadi, kalau tidak Indonesia bisa ditertawakan bangsa lain. Sebab 2020, kita bukan tuan rumah lagi di negeri sendiri. Tinggal komunikasinya harus jelas," paparnya.

Namun demikian, Budi menambahkan soal penundaan akuisisi BTN, pihaknya akan mengikuti arahan pemegang saham.

"Proses akuisisi BTN, kita mengikuti arahan pemegang saham. Yang memutuskan kan pemegang saham, jadi terserah bagaimana mereka saja," cetus dia.

Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ingin mengkonsolidasikan Bank Mandiri dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Hal ini dilakukan agar kedua bank itu makin besar.

Konsolidasi itu dilakukan dengan Pemerintah berencana melepas kepemilikan sahamnya di PT Bank Tabungan Negara Tbk. Dikabarkan PT Bank Mandiri Tbk akan mengambil saham BTN milik pemerintah itu.

Rencana pelepasan saham itu tertuang dalam surat Kementerian BUMN pada 11 April Nomor SR-161/MBU/04/2014 yang ditujukan kepada Direktur Utama BTN.

Akan tetapi rencana itu mesti ditunda. Sekretariat Kabinet mengeluarkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2014 tentang Larangan Jajaran Kementerian/Kepala Lembaga Pemerintahan dan Non Lembaga Pemerintah mengambil kebijakan strategis menjelasng dan pasca pemilihan Presiden yang dilaksanakan pada 9 Juli 2014. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya