Liputan6.com, Jakarta - Dewan Energi Nasional (DEN) menyarankan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebelum masa jabatannya berakhir.
Anggota DEN, Tumiran mengatakan, saat ini subsidi untuk energi khususnya BBM sudah terlampau besar. Hal ini membuat keuangan negara menjadi defisit.
"Sekarang pemerintah semakin tidak punya uang. Kenapa harus dibakar (subsidi untuk BBM)?,"Â kata Tumiran, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (27/5/2014).
Oleh karena itu, menurut Tumiran, pemerintahan saat ini harus mengurangi subsidi yaitu dengan cara menaikan harga BBM bersubsidi.
"Apa lagi? pemerintah harus menaikan BBM bersubsidi, itu lebih baik, supaya Indonesia lebih baik. Supaya tidak defisit," ungkapnya.
Manurut Tumiran, jika pemerintah berikutnya yang harus menaikkan, maka beban keuangan negara untuk menanggung subsidi akan semakin berat. Pemerintah yang baru akan semakin kesulitan untuk mengatasi persoalan ini. "Pemerintahan ke depan akan kesulitan, defisit semakin besar," tutur Tumiran.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mendorong beban anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) semakin terasa berat. Asumsi kurs rupiah yang meleset mengakibatkan tanggungan negara untuk subsidi BBM bertambah Rp 36 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri mengatakan, nilai tukar rupiah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar Rp 10.500 per dolar AS, kini menjadi Rp 11.700 per dolar AS. Sehingga terjadi depresiasi rupiah sebesar Rp 1.200 per dolar AS.
"Setiap pelemahan rupiah Rp 100, maka pemerintah harus nambah Rp 3 triliun. Jadi kalau kursnya lemah Rp 1.200, maka tambahannya jadi Rp 36 triliun untuk subsidi BBM," papar Chatib.
Sedangkan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik menegaskan, pemerintah tidak akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk saat ini. Pasalnya, dengan masa jabatan kabinet yang sudah tinggal lima bulan lagi, menaikkan harga BBM bersubsidi dinilai tidak pas. "Sisa waktu tinggal lima bulan, tidak pas naikkan (harga BBM)," ujar Jero. (Pew/Ahm)
Subsidi Bengkak, Pemerintah Diimbau Segera Naikkan Harga BBM
Anggota DEN Tumiran menilai, bila pemerintah baru yang menaikkan harga BBM bersubsidi maka defisit anggaran semakin besar.
Diperbarui 27 Mei 2014, 12:12 WIBDiterbitkan 27 Mei 2014, 12:12 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
KPK Ungkap Motor Royal Enfield Terdaftar Bukan Atas Nama Ridwan Kamil
Lonjakan Pendaftar PPSU, Cermin Sulitnya Cari Kerja?
KPK Sita Mobil Ridwan Kamil Terkait Kasus Dugaan Korupsi BJB
Wakili Parlemen Asia Pasifik, Ravindra Golkar Hadir di Spring Meeting Bank Dunia dan IMF di AS
DPR: Instruksi Presiden Prabowo Angin Segar untuk Tertibkan Truk ODOL
Pemkot Kediri Klarifikasi Terkait Penulisan Kaesang Sebagai Stafsus Wapres di Situs Resmi, Ini Penjelasannya
Jalur Sepeda untuk Siapa?
Lantik Pengurus Baru, IKA UII Siap Berkontribusi Wujudkan Indonesia Emas 2045
Pemprov Jakarta Tutup Akses JPO dan Halte Transjakarta Rusak di Cakung
Direktur JakTV Tersangka Halangi Penyidikan di Kejagung Kini Jadi Tahanan Kota
Pemprov Jatim Raih WTP 10 Kali Beruntun, Gubernur Khofifah: Bukti Komitmen Wujudkan Good Governance
Komunitas Pesepeda B2W Sambut Baik Wacana Pembenahan Jalur Sepeda di Jakarta