Liputan6.com, Jakarta - Situasi darurat militer yang diterapkan pemerintah Thailand berdampak buruk pada harga karet. Hal itu karena produsen karet menjual karet hanya ke pasar China.
Padahal, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti mengatakan, negara tersebut memiliki program yang mendukung para petani tak terkecuali untuk produksi karet. Adanya situasi krisis membuat para petani terjebak dalam posisi panik sehingga mereka menjual karet dengan harga sangat rendah.
"Para petani panic selling di mana harga jual karet secara sangat berlebihan,tidak terkendali, yang terjadi karet Thailand tidak datang ke market, tapi dibeli secara langsung salah satu buyer terbesar di dunia yaitu China," ujar Bayu, Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Pembelian yang dilakukan China membuatnya mengurangi pembelian terhadap pasar lain yang ada. Ia menuturkan, dengan keadaan tersebut yang terjadi harga karet semakin merosot.
Tak hanya itu, di sisi lain situasi darurat membuat petani menggenjot karet terus-menerus juga berdampak pada rusaknya tanaman di negara dengan julukan negeri gajah putih tersebut.
"Thailand akan rugi karena tidak bisa mengontrol produksi sehingga bisa juga nanti pohon-pohon karet mereka terganggu tapi saya tidak mau berspekulasi seperti itu intinya harga karet belum bisa diangkat karena belum diperbaiki," lanjutnya.
Maka dari itu, menurut Bayu, jalan paling baik untuk para petani Indonesia adalah menunda penyadapan. Hal itu dilakukan guna mengangkat harga karet.
"Satu-satunya yang paling bisa realistis dengan para petani, karena kami sangat harapkan menunda penyadapan tapi di sisi lain kami mengerti. Kami juga sedang growth dengan pertanian agar bagaimana mengurangi suplai karena pasarnya nggak menentu," kata dia. (Amd/Ahm)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Darurat Militer Thailand, Petani Karet Diimbau Tunda Penyadapan
Wamendag, Bayu Krisnamurti mengatakan, produsen karet Thailand tak masuk ke pasar telah mempengaruhi harga karet.
diperbarui 28 Mei 2014, 19:43 WIBDiterbitkan 28 Mei 2014, 19:43 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bagaimana jika Puasa Daud Bareng dengan Senin Kamis? Simak Penjelasan UAH, Biar Tidak Salah!
Komisi VIII: Biaya Haji Bisa Dirasionalisasi di Bawah Rp90 Juta
Curhat Perempuan Enggan Menikah karena Trauma KDRT Orangtuanya, Begini Reaksi Mamah Dedeh
Astronom Temukan Bintik Hitam Raksasa di Matahari
Mengungkap Nilai Historis dan Spiritual di Alas Ketonggo Ngawi
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 3 Januari 2025
PKS dan Demokrat Apresiasi Putusan MK Hapus Presidential Threshold
Lebih dari Sekadar Pengasuh, Ini Peran Babu dalam Kehidupan Keluarga Kolonial
Bolehkah Puasa Rajab Hanya Jumat Saja? Ini Hukumnya Kata UAS dan UAH
Link Live Streaming Piala Super Italia Inter Milan vs Atalanta, Mau Mulai di Vidio
Presidential Threshold Dihapus, MK Beri 5 Pedoman ke DPR dan Pemerintah untuk Revisi UU Pemilu
Pegawai Bank Lampung Gelapkan Dana Nasabah Rp2,1 Miliar, Begini Modusnya