Liputan6.com, Jakarta Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa hanya memiliki 44,2 juta orang wirausaha. Masih kurangnya jumlah wirausaha tersebut karena sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia tidak mendukung lahirnya pengusaha.
"Kita tahu wirausaha itu sangat penting, tapi ada tidak di sistem pendidikan kita untuk menanamkan sifat berwirausaha sejak dini misalnya di SD, di SMP, atau SMA," kata Wakil Rektor Universitas Indonesia Bambang Wibawarta dalam seminar 'Strategi Menjadi Wirausaha Unggulan' di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Sabtu (12/7/2014).
Dengan kurangnya penerapan ilmu berwirausaha sejak dini, Indonesia lebih banyak melahirkan orang-orang yang pandai membuat perencanaan dibandingkan orang tipe pekerja.
Berkaitan mengenai sistem pendidikan di Indonesia, Bambang sedikit mengomentari mengenai penciptaan dan penerapan kurikulum 2013 yang dianggapnya masih banyak kelemahan.
"Wirausaha itu harus dibangun melalui budaya kita. Hal itu kemudian didampingi dengan ilmu pengetahuan, sayangnya kurikulum 2013 yang baru ini masih belum jelas, kacau, apalagi mengenai ilmu kesenian dan budayanya," jelas dia.
Dari data terahir, BPS mencatat jumlah wirausahawan per Februari 2014 mencapai 44,2 juta orang dari 118,17 juta orang penduduk Indonesia yang bekerja. Jumlah tersebut terdiri dari jumlah penduduk berusaha sendiri 20,32 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 19,74 juta orang dan berusaha dibantu buruh tetap 4,14 juta orang.
Dibandingkan survei yang dihelat BPS Februari 2013, jumah tersebut mengalami peningkatan. Kala itu, jumlahnya mencapai 44,01 juta orang dengan perincian jumlah penduduk berusaha sendiri 19,66 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 20,18 juta orang dan berusaha dibantu buruh tetap 4,06 juta orang. (Yas/Ndw)