Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) meragukan rencana pembangunan kereta super cepat Shinkansen di Indonesia. Pasalnya mega proyek ini memerlukan dukungan infrastruktur baru di luar yang sudah ada.
Menurut Humas KAI Daop 1, Agus Komarudin, pembangunan kereta dengan kecepatan 300 kilometer (km) per jam ini akan memakan kajian, studi kelayakan dan tahapan konstruksi yang panjang.
"Emang bisa ya? (bangun Shinkansen). Itu kan harus melalui proses panjang, dilakukan kajian sesuai kebutuhan. Ukurannya apa, tarif berapa, jadi jangan cuma mikir kecepatan saja," terang dia kepada Liputan6.com, di Jakarta, seperti ditulis Minggu (13/7/2014).
Lebih jauh Agus menilai, upaya serius perkeretaapian yang perlu dilakukan mendesak saat ini adalah memaksimalkan jalur rel ganda yang sudah ada, memperbaiki infrastruktur sehingga sektor ini bisa lebih maju.
Di sisi lain, dia mengaku tak merasa tersaingi dengan kehadiran Shinkansen apabila proyek ini benar-benar terealisasi. Sebab rencana tersebut akan menjadi penyemangat KAI untuk lebih meningkatkan daya saing.
"Memang kereta api harus ada pesaing, supaya ada pembanding. Tapi tentu harus bangun jalur baru, jangan punya KAI," tegas Agus.
Hal itu sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Payung hukum ini menyebutkan, bahwa pihak swasta dapat masuk ke bisnis transportasi termasuk kereta api.
"Jadi bukan monopoli lagi. Siapapun swasta, termasuk Shinkansen yang merupakan program konsorsium bisa masuk. Ini bukan jadi hambatan bagi KAI tapi justru meningkatkan daya saing kami," cetus Agus.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub mengaku akan menggelar studi kelayakan (Feasibility Study/FS) untuk kereta super cepat rute Jakarta-Bandung.
"Untuk (FS) Jakarta-Bandung kami harapkan tahun ini selesai, kemudian Jakarta-Surabaya berikutnya," ungkap Dirjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko.
Dalam pengerjaan studi ini, pemerintah mengaku telah bekerjasama dengan mitranya dari Jepang yang nantinya akan membantu proses konstruksi. Dari perhitungan sementara, proses pembangunan kereta super cepat ini bakal memakan waktu empat sampai lima tahun. Sementara kebutuhan dana mega proyek ini diperkirakan mencapai Rp 150 triliun.
Kereta Shinkansen Indonesia ini direncanakan menempuh jarak terjauh sepanjang mencapai 750 kilometer hingga Surabaya. Waktu tempuh rute ini diperkirakan mencapai 2 jam. Sementara untuk jarak terpendek akan menempuh rute Jakarta-Bandung dengan waktu jalan hanya 37 menit. (Fik/Ahm)
KAI Ragu Kereta Cepat Shinkansen Bisa Dibangun di RI
Jalur kereta super cepat Shinkansen dinilai harus memakai jalur baru, dan tidak memakai jalur KAI.
diperbarui 13 Jul 2014, 07:00 WIBDiterbitkan 13 Jul 2014, 07:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Resep Olahan Bihun Jadi Lauk Sekaligus Camilan Gurih, dari Nugget sampai Martabak
Isuzu Indonesia Siap Produksi Kendaraan Listrik Niaga
Ada Cuti Bersama di Desember 2024, Cek Tanggal dan Harinya
25 November 2009: Hujan 4 Jam Picu Banjir di Jeddah Arab Saudi, 77 Orang Tewas
Analis Peringatkan Harga Bitcoin Bisa Turun Secara Tiba-Tiba
Tak Ada Periode Lock-Up, Begini Strategi IPO Adaro Andalan Indonesia
Profil Paslon Pilgub Sumatera Selatan 2024, Berikut Partai Pengusungnya
Sekjen PDIP Sebut Pramono Anung-Rano Karno Akan Mencoblos Pilkada di Jakarta
Akademi Persib Cimahi Rebut Tiket Wakili Indonesia di Gothia Cup 2025, Didamping 8 Pemain Terbaik
Hasil Survei Pilkada Kaltim: Isran–Hadi Unggul dari Rudy-Seno
Menurut Ustadz Das’ad Latif Sosok Ini Elektabilitasnya Paling Tinggi, tapi Tidak Ada yang Suka
Banda Neira, Jejak Rempah yang Mengubah Sejarah Dunia