Komentar Petinggi Kemendag Soal Penggabungan Kementerian

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyerahkan, wacana pengabunggan beberapa kementerian kepada petinggi di pemerintahan baru.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Agu 2014, 21:11 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2014, 21:11 WIB
Muhammad Lutfi
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Tim transisi dari calon presiden terpilih Joko Widodo berwacana untuk melakukan penggabungan beberapa kementerian yang dianggap memiliki tugas yang saling terkait. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari langkah penghematan anggaran negara.

Mengenai hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lufti menyatakan pihaknya tidak ingin ikut campur mengenai hal tersebut. Dia menyatakan, hanya ingin fokus pada sisa masa jabatannya hingga Oktober mendatang.

"Saya ini adalah pemain cadangan yang berakhir di menit 45, 20 Oktober 2014. Jadi pasca itu saya tidak berpikir pasca 20 oktober tersebut," ujar Lutfi usai konferensi pers Pemerintah Republik Indonesia tentang Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera Tahun Anggaran 2015 di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2014).

Dia menjelaskan, pemisahan dua kementerian ini sebelumnya dilakukan oleh calon wakil presiden terpilih pendamping Jokowi yaitu Jusuf Kalla. Sehingga menurut Lutfi hal tersebut harus ditanyakan kepada pria yang kerap disapa JK ini.

"Pengalaman sebelumnya kan kita pernah digabung antara Perindustrian dan Perdagangan. Seingat saya yang memisahkan kedua kementerian tersebut adalah mantan menperindag, mantan menkokesra, yang sekarang menjadi calon atau incoming daripada wakil presiden yang baru, Pak JK, jadi baiknya ditanya sama beliau," kata Lutfi.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa dengan penggabungan kembali kedua kementerian tersebut malah akan menimbulkan kebingungan karena hal ini sudah pernah dilakukan sebelumnya.

"Dulu terpisah, kemudian digabung dan terpisah lagi. Selalu ada pertimbangan. Rasanya kok agak bagaimana. Pisah, gabung, pisah, gabung. Sekarang mau digabung lagi. Nanti kita lihat lagi secara mendalam," kata Bayu. (Dny/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya