Dirut BUMN Harus Berani Lawan Intervensi dan Tekanan dari Luar

"Tapi masalahnya baik saja tidak cukup, berani melawan tidak? Keberanian juga ada limit," ujar Dirut Pelindo II RJ Lino.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Agu 2014, 14:05 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2014, 14:05 WIB
RJ Lino
(Foto: Indonesiaport)

Liputan6.com, Jakarta - Pengunduran diri Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Karen Agustiawan dan PT PLN Nur Pamudji memunculkan kekecewaan dari rekan sejawatnya Dirut Pelindo II RJ Lino. Menurut dia, kedua pemimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut merupakan sosok yang baik.

"Mereka sosok yang baik. Tapi masalahnya baik saja nggak cukup, berani melawan nggak? Keberanian kan juga ada limit," ungkap Lino usai menjadi pembicara di Forbes Indonesia Leadership Forum, Jakarta, Selasa (19/8/2014).

Dia mengaku, seseorang yang mengemban amanah sebagai Dirut perusahaan pelat merah tidaklah mudah karena banyak tekanan maupun intervensi yang datang dari dalam dan luar.

"Direksi BUMN harus berani melawan. Kalau nggak, nggak usah jadi direksi BUMN. Kita harus punya pilihan berani stop intervensi dari luar. Tapi saya nggak tahu apakah mereka tahan tekanan atau tidak, karena intinya direksi Pertamina, PLN dan saya pun sama harus berani melawan," tegasnya.

Lino membeberkan pengalamannya dalam mengelola Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Salah satu pelabuhan terbesar dan terpadat di Tanah Air. Intervensi, kata dia, banyak datang dari berbagai kalangan mulai dari pemerintahan maupun pelaku usaha.

"Priok itu semua lintas departemen ada, nggak ada yang kayak Priok. Kalau di stasiun kereta api, orang-orang kecil saja, tapi kalau di pelabuhan banyak pengusaha besar. Mereka bisa semua (melakukan intervensi), tapi kita harus punya keberanian untuk stop intervensi ini," sambung dia.

Selain itu, dirinya mengaku, sejak awal berada di tampuk kepemimpinan, secara tegas Lino mengatakan kepada seluruh pihak tak ingin diintervensi oleh siapapun, termasuk pemerintah dan anggota parlemen.

"Sejak awal saya bilang nggak mau diintervensi sama siapapun. Kalau ada yang macam-macam, saya lawan. Makanya saya berteman dengan siapapun, termasuk DPR. Banyak orang yang dimusuhi, tapi saya nggak tuh karena sikap saya sejak awal seperti itu. Jadi tergantung sikap kita juga," paparnya.

Lino berharap, agar pemerintah dapat menunjuk orang yang tepat sebagai pengganti Karen Agustiawan dan Nur Pamudji. "Terserah pemerintahan baru penggantinya. Yang pasti menjadi direksi BUMN susah, nggak gampang," tukas dia. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya