Kenaikan Biaya Transaksi ATM Bukan Ajang Cari Untung Buat Bank

Bank Mandiri berencana menaikkan biaya transaksi di Anjungan Tunai Mesin (ATM) Bersama dan ATM Prima sebesar Rp 2.500 menjadi Rp 7.500.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Sep 2014, 18:44 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2014, 18:44 WIB
Bank Mandiri
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berencana menaikkan biaya transaksi di Anjungan Tunai Mesin (ATM) Bersama dan ATM Prima sebesar Rp 2.500 menjadi Rp 7.500. Namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini ogah disebut mencari keuntungan dengan keputusan tersebut.

Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Hery Gunardi mengaku, kenaikan ongkos transaksi di ATM Bersama dan ATM Prima terpaksa diterapkan seiring dengan pembengkakan biaya operasional perseroan.

"Biaya transaksi ATM naik karena biaya operasional untuk handling cash dan lainnya seperti investasi mesin naik. Jadi kalau nggak di adjust dari Rp 5.000 ke Rp 7.500 nggak fair. Jadi ini buat biaya operasional, bukan cari untung," ucapnya di acara Investor Summit 2014, Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Hery mengatakan, kenaikan biaya transaksi tersebut juga akan mengerek pendapatan non bunga atau fee based income meski diyakini jumlahnya tidak akan signifikan.

"Kalau kenaikannya Rp 2.500, kalikan saja jumlah transaksi. Itu tambahan fee based income kami. Memang tidak besar," sambungnya.

Untuk mencari tambahan fee based income, dia mengaku, pihaknya berencana membuka 300 kantor cabang di tahun ini dan menambah 250 ribu mesin EDC. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya