Liputan6.com, Jakarta - Presiden Terpilih dan Wakil Presiden Terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla terancam tidak mampu secara maksimal melaksanakan proyek infrastruktur di awal masa pemerintahannya. Hal tersebut lantaran terjadi kekurangan anggaran infrastruktur yang setidaknya mencapai Rp 92,74 triliun.
Melihat hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengatakan sebenarnya kekurangan ini dapat diatasi dengan mudah jika pemerintahan mendatang mau menghapuskan dana subsidi BBM dan mengalokasikan anggaran tersebut pada sektor infrastruktur.
"Kalau dengan ini (menghapus subsidi BBM), mereka dapat tambahan lebih dari Rp 100 triliun, karena sebagian kan disalurkan untuk BLT (bantuan langsung tunai). Jadi kalau dinaikan Rp 3000 kan akan dapat Rp 140 triliun," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Jumat (19/9/2014).
Jika tidak dengan cara menghapuskan subsidi BBM, cara lain yang dapat ditempuh yaitu dengan pinjaman asing. Namun cara ini sangat riskan karena Indonesia saat ini telah memiliki banyak utang warisan pemerintahan sebelumnya.
"Ya dengan utang, tidak ada selain itu, kalau tidak utang, kita tidak ada uang lagi, sedangkan (penerimaan) pajak menurun, harus utang. Tapi siapa yang mau kasih utang terus-terusan," lanjutnya.
Menurut Sofjan, dengan penerimaan pajak yang menurun sedangkan pengeluaran negara yang tetap bahkan cenderung meningkat, maka cara yang paling tepat yaitu dengan memotong pos anggaran yang tidak produtif, yaitu subsidi BBM.
"Sekarang bayar gaji (PNS) saja dari utang, ekonomi kita sekarang susah. Yang ditinggalkan oleh Presiden SBY hanya utang, tidak ada lagi subsidi BBM hanya soluasi populis saja. Jadi subsidi BBM yang paling cepat untuk menyelamatkan proyek infrastruktur, karena ini sudah lama didiskusikan," tandas dia. (Dny/Ndw)
Subsidi BBM Dihapus, Anggaran Infrastruktur Buat Jokowi Aman
Masalah defisit anggaran infrastruktur untuk proyek Jokowi bisa diatasi dengan menghapus dana subsidi BBM.
diperbarui 19 Sep 2014, 10:29 WIBDiterbitkan 19 Sep 2014, 10:29 WIB
Sutiyoso pun tak akan berpikir dua kali untuk melepaskan jabatannya di PKPI jika Jokowi meminta dirinya bergabung dalam kabinet.
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Orang Jarang Ibadah tapi Dapat Rezeki Berlimpah, Simak Kata UAS
Ada HUT ke-79 TNI di Monas Hari Ini Sabtu 5 Oktober, Arus Lalu Lintas Dialihkan
Ketahuilah, Ini Tipe Karyawan yang Dihindari Banyak Bos di Kantor!
Menikmati Akhir Pekan di Taman Wisata Gunung Pancar, Wisata Alam Menarik di Bogor
Hal-Hal Mengerikan yang Akan Terjadi Jika Bumi Memiliki Dua Bulan
DJ Cantik Tantang Gus Iqdam di Rutinan Sabilu Taubah, Ngaku Janda Buntutnya Minta Hal Tak Terduga
Debat Pilkada Jakarta, Pramono Tegaskan Tidak Akan Serang Personal
Tangis Pecah PJ Wali Kota Tangerang Sesaat Memantau Belasan Anak Asuh Diduga Korban Pelecehan
Keunikan Badak Jawa, Salah Satu Spesies Langka Indonesia yang Dilindungi
Pro Kontra Praktik Jual Beli Sampah Eropa ke Negara-negara Asia Tenggara
Sukses Jadikan UMKM Naik Kelas, Ansar Ahmad Lanjutkan Strategi Lejitkan Ekonomi Kepri
Ada Perempuan Curhat tentang Suaminya, Harus Bagaimana? Simak Nasihat Ustadz Das'ad Latif