Karen Agustiawan Mundur dari Dirut Pertamina pada 1 Oktober

Karen Agustiawan resmi mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama Pertamina pada Rabu 1 Oktober 2014.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Sep 2014, 11:37 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2014, 11:37 WIB
Karen Agustiawan 1
Karen Agustiawan (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Karen Agustiawan  resmi lengser dari jabatannya sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) pada Rabu (1/10/2014).

Hal tersebut sudah disetujui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dahlan mengakui, Karena sudah berkali-kali meminta mundur dari jabatannya orang nomor satu di perusahaan energi plat merah tersebut.

"Kali ini saya tidak bisa mampu lagi menahan. Bu Karen saya nawar jangan dekat-dekat ini. Akhirnya Bu Karen setuju dan 1 Oktober berhenti," ungkap Dahlan, di Jakarta, seperti yang dikutip Selasa (30/9/2014).

Perempuan kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958 itu merupakan wanita pertama yang memimpin Pertamina. Dia diangkat sebagai Dirut untuk menggantikan Ari H. Soemarno pada 2009.

Sosok Karen mulai bersinar dan menarik perhatian perusahaan migas raksasa dunia ketika berhasil melakukan akuisisi sejumlah korporasi di luar negeri.

Salah satu prestasi besarnya adalah pembelian aset milik Conoco Phillips di Aljazair. Karen juga menjadi tokoh di balik pembelian saham ladang Migas milik Exxon Mobile di Irak.

Tak hanya itu, Karen juga sanggup membawa Pertamina kembali masuk dalam daftar 500 perusahaan yang mampu mencetak pendapatan terbesar di dunia atau diistilahkan Fortune Global 500.

Pertamina yang berada di posisi 123 mengalahkan beberapa perusahaan dunia lain seperti PepsiCo yang ada di peringkat 137, Unilever yang ada di peringkat 140, Google yang ada di posisi 162 dan Caterpillar yang ada di peringkat 181.

Pada tahun fiskal 2013, Pertamina berhasil membukukan total pendapatan sebesar US$ 71,1 miliar, meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat US$ 70,9 miliar.

Laba bersih meningkat 11 persen menjadi US$ 3,07 miliar pada 2013 dari tahun sebelumnya US$ 2,77 miliar, kendati masih mengalami rugi sebesar Rp 5,7 triliun pada bisnis LPG non subsidi 12 kilogram (kg).

Dengan pencapaian ini, maka Pertamina berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang positif dalam 5 tahun terakhir di mana laba bersih perusahaan meningkat hampir 97 persen dibandingkan laba tahun 2009 yang tercatat sebesar US$ 1,55 miliar.

Lulusan Sarjana Teknik Fisika ITB ini memulai kariernya di Mobil Oil Indonesia sebagai system analyst dan programmer pada 1984.
Sebelum menjadi Dirut Pertamina, Karen pernah bekerja sebagai System Analyst dan Programmer di Mobil Oil Indonesia (1984-1986), Seismic Processor dan Quality Controller di Mobil Oil Indonesia (1987-1988), pindah tugas ke Mobil Oil Dallas USA (1989 -1992).

Lalu Karen Agustiawan kembali ke Mobil Oil Indonesia sebagai Project Leader di Exploration Computing Department (1992-1996), Mutual Agreement Separation Package Mobil Oil Indonesia (1996-1998), bergabung dengan CGG Petrosystems di Indonesia sebagai product manager aplikasi G&G dan data manajemen (1998), bergabung dengan Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai domain specialist (1998-1999).

Di tempat yang sama sebagai business development manager (2000-2002), bergabung dengan Halliburton Indonesia sebagai Commercial Manager for Consulting and Project Management (2002-2006), Staf Ahli Direktur Utama bidang Hulu PT Pertamina (Persero) (2006-2008), dan menjabat sebaga Direktur Hulu Pertamina, baru kemudian menjadi orang nomor satu di Pertamina. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya