Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengulas program 205 kampung narkoba berubah menjadi bebas narkoba dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2025. Langkah tersebut sebagai upaya memerangi peredaran narkotika di Tanah Air.
"Masalah narkoba kita juga memberikan penekanan penuh, sehingga saya harapkan rekan-rekan bisa bekerja maksimal," tutur Listyo di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Listyo menegaskan, pentingnya penjagaan ketat distribusi narkoba, khususnya di wilayah singgah hingga pintu masuk Indonesia. Termasuk juga pengawasan terhadap daerah yang terdata memiliki banyak pengguna narkoba.
Advertisement
"Ini tolong untuk diantisipasi. Kita punya program, ada 205 kampung narkoba yang saat ini ingin kita ubah dari kampung narkoba menjadi kampung bebas narkoba," jelas dia.
Tentunya, kata Listyo, upaya pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan narkoba memerlukan kerja keras semua pihak, mulai dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, Direktorat Narkoba Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), hingga instansi terkait lainnya.
"Sehingga kita betul-betul bisa menutup peredaran narkoba ini. Karena ini menyangkut masalah kapital outflow, ini menyangkut masalah nasib generasi muda kita. Jadi mohon ini betul-betul bisa kita maksimalkan. Dan lakukan penyitaan, terapkan TPPU untuk bisa menyita hasil kejahatan itu dan kita kembalikan kepada negara," Listyo menandaskan.
Polisi Ungkap Pabrik Narkoba di Depok, 4 Tersangka Diamankan
Sementara itu, Tim Subnit 5 Reskrim Narkoba Polsek Metro Tanah Abang, Polres Jakarta Pusat, mengungkap keberadaan pabrik narkotika rumahan jenis bibit sintetis di wilayah Depok, Jawa Barat.
Kapolsek Metro Tanah Abang, Polres Metro Jakpus AKBP Aditya S.P. Sembiring mengatakan, dari pengungkapan pabrik narkoba rumahan itu, pihaknya mengamankan empat tersangka yaitu TRW (27), FJ (23), DY (26), dan MS (30).
"Kami mendapati lokasi ini merupakan tempat produksi bahan baku bibit sintetis yang akan dijadikan tembakau sintetis siap edar," kata AKBP Aditya di Jakarta, Sabtu (18/1/2025) dilansir Antara.
Pabrik narkotika rumahan itu telah beroperasi sejak Agustus 2024 dengan omset mencapai Rp12 miliar.
Aditya menjelaskan bahwa keempat tersangka memiliki peran masing-masing, mulai dari produsen hingga pengedar.
Pengungkapan pabrik narkoba ini dimulai pada Sabtu dini hari (18/1/2025), setelah tim mendapatkan informasi adanya aktivitas mencurigakan di kawasan Depok.
Penyelidikan kemudian mengarah ke sebuah rumah di Gang Masjid Almakmur, Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok. Di lokasi ini, tim mengamankan TRW dan FJ bersama dua paket tembakau sintetis serta dua ponsel.
Selanjutnya, pengembangan kasus mengarah ke DY yang berada di sebuah rumah kontrakan di Jalan Majelis Kalimulya, Depok.
Advertisement