Ini Alasan Sistem E-Toll Lama Tak Diminati Masyarakat RI

Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin menilai, orang Indonesia belum terbiasa memakai on board unit (OBU) sehingga penetrasinya sulit.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Okt 2014, 19:04 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2014, 19:04 WIB
Bank Mandiri
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menilai masyarakat Indonesia pengguna tol kurang meminati sistem on board unit (OBU).

"Pengalaman kami dengan OBU, yang susah penetrasinya karena mungkin satu harganya, tapi mungkin masyarakat Indonesia tidak biasa pakai itu," kata dia di Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Padahal, soal harga OBU dari Bank Mandiri terhitung murah. Dia mengaku, pihaknya tak mengambil keuntungan dari penjualan OBU. OBU yang digunakan lebih murah ketimbang dari Singapura dan Malaysia.

"Harga OBU yang dijual tidak pakai margin. OBU kami masih dari supply segitu. Kami lagi cari OBU yang harganya lebih murah. OBU yang ada kita dibawah Singapura dan Malaysia," kata Budi.

Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk dan PT Telkomunikasi Indonesia Tbk melakukan uji coba penggunaan OBU generasi baru. PT Jasa Marga Tbk sebagai operator jalan dan Telkom sebagai perancang sistem.

Dengan sistem yang baru ini, mobil bisa melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam karena pintu tol bisa terbuka secara otomatis.

Menanggapi hal tersebut, Budi berharap masyarakat akan menggunakan OBU sebagai sistem transaksi  tol. "Mungkin teman-teman Telkom pemasarannya kreatif, mungkin bisa, saya kira nggak ada masalah," ujar Direktur Utama Bank Mandiri. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya