JK: Konflik Maritim Dipicu Perebutan SDA di Bawah Laut

Wapres JK menyampaikan konflik yang sering terjadi di wilayah laut karena perebutan sumber daya alam.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 02 Des 2014, 14:47 WIB
Diterbitkan 02 Des 2014, 14:47 WIB
Jusuf Kalla atau JK
Jusuf Kalla atau JK

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan konflik di wilayah laut terjadi karena perebutan sumber daya alam yang berada di bawah laut. Hal itu diungkapkan pria yang akrab disapa JK tersebut saat  memberikan pidatonya dalam Public Forum on Maritime Cooperation In East Asia: Opportunities and Challenges, di Auditorium Istana Wapres, Kebon Sirih, Jakarta.

"Konflik di laut, bukan karena trafik tapi karena sumber daya alam. Saya paham, isu Laut China Selatan bukan tentang menggunakan laut untuk transportasi, tapi apa yang ada di bawah laut," kata JK, Selasa (2/12/2014).

JK meminta agar di masa mendatang, tidak terjadi lagi perebutan sumber daya alam di bawah laut antar negara. Ia mengungkapkan, sebaiknya antar negara saling membantu dan saling menguntungkan.

"Jales Veva Jaya Mahe, laut memberikan kesejahteraan, bisa diimplementasikan oleh pemerintah baru ini. Laut tidak hanya menyatukan Indonesia, tapi menyatukan Asean, dan bermanfaat untuk kooperasi ini. Kooperasi berarti saling menguntungkan, apa yang bisa bermanfaat bagi negara di kawasan," tegasnya.

Pria berkacamata ini menuturkan pula di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia akan fokus terkait isu maritim terutama di wilayah Laut China Selatan. Oleh karena itu, pria berumur 72 tahun itu meminta masyarakat internasional tidak kaget bila para menteri dari Kabinet Kerja keras dalam memberikan komentarnya soal isu kemaritiman.

"Sejak saat ini, menteri kami sering mengkritisi dan memberikan komentar yang keras bagaimana laut atau maritim Indonesia bisa memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada negara.  Menyadari hal itu, saya pikir ASEAN dan kebijakan China bisa dikoneksikan dengan kebijakan menyangkut apa yang penting bagi negara ASEAN," jelas mantan Ketua Umum Golkar itu.

"Sebagaimana Selat Malaka sangat penting bagi perdagangan di Asia dan Eropa, bagaimana traffic ini menjadi penting dan bermanfaat bagi banyak negara di dunia. Karena itu, di samping keamanan, sumber daya,dan kooperasi, semua harus mengusung isu yang sama untuk didiskusikan dan diimplementasikan (di dalam forum ini)," lanjutnya. (Alvin/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya