Ekonom: Rupiah Dimainkan Bandar

Ada informasi mengenai penguatan nilai tukar yang tidak pernah diungkapkan oleh pemerintah selama ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 18 Des 2014, 08:20 WIB
Diterbitkan 18 Des 2014, 08:20 WIB
Ilustrasi Pantau Rupiah
Ilustrasi Pantau Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak awal minggu ini tidak bisa dielakkan. Hal tersebut terjadi karena selama ini perekonomian di Indonesia lebih dikendalikan oleh asing.

Pengamat ekonomi Aspirasi Indonesia Reseach Institute, Yanuar Rizky menjelaskan, pelemahan yang terjadi pada rupiah saat ini merupakan hal yang wajar karena Amerika menarik seluruh dananya.

"Saat program quantitative easing, dolar digelontorkan. Kebalikannya, saat tapering off dolar ditarik. Jadi itu penyebab sebagian besar mata uang di dunia mengalami pelemahan," tuturnya kepada Liputan6.com, Rabu (17/12/2014).

Yanuar pun melanjutkan, ada informasi yang tidak pernah diungkapkan oleh pemerintah selama ini. Menurutnya, penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa tahun belakangan ini sebenarnya bukan disebabkan kondisi ekonomi di Tanah Air membaik, tetapi lebih karena gelontoran dolar AS yang cukup banyak akibat program stimulus yang dijalankan oleh The Fed.

Gelontoran dolar tersebut masuk ke negara-negara berkembang dan bermain terus-menerus sehingga membuat nilai tukar negara-negara berkembang menguat.

Sejak tahun 2008 bisa dilihat bahwa rupiah terus berada di level Rp 10.000 per dolar AS. kestabilan tersebut terjadi setelah The Fed melakukan aksi quantitative easing. Sebelumnya aksi tersebut dilakukan, nilai tukar rupiah berada di level Rp 12.000 per dolar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah mulai terlihat sejak 2013 lalu. "Saat itu isu tapering off sudah mulai dikemukakan oleh The Fed dan kemudian dilanjutkan dengan aksi nyata," lanjut Yanuar.

Akibat aksi tersebut, nilai tukar rupiah pun terus menerus tertekan hingga saat ini. "Jadi rupiah memang selama ini dimainkan oleh bandar, dan bandarnya itu bukan kita melainkan asing," tutupnya. (Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya