Wamenkeu Rayu Bos OJK Buka Data Nasabah Bank

Wamenkeu Mardiasmo bakal segera menemui Ketua OJK Muliaman Hadad untuk mendiskusikan tentang rencana membuka data nasabah bank.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Jan 2015, 15:52 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2015, 15:52 WIB
Ilustrasi Ojk
Ilustrasi Ojk (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan akan semakin agresif mendulang penerimaan pajak dari upaya ekstensifikasi, termasuk rencana membuka data nasabah bank yang mempunyai simpanan besar. Pasalnya basis pemilik rekening bank senilai Rp 2 miliar mengalami pertumbuhan.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Mardiasmo mengaku bakal segera menemui Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad untuk mendiskusikan tentang rencana membuka data nasabah bank.

"Mungkin habis ini (pengambilan sumpah jabatan), kita bisa minta ke Pak Muliaman Ketua Dewan Komisioner OJK supaya ada pertemuan bilateral. Karena pesan Pak Menteri Keuangan juga begitu," ucap dia yang baru mengambil sumpah jabatan Anggota Dewan Komisioner OJK di Gedung Sekretariat MA, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Menurutnya, pemerintah berharap mendapatkan kemudahan tersebut demi penerimaan pajak dari regulator lembaga keuangan OJK. Tentu saja tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (governance prudent).

"Selama ini Dirjen Pajak harus ke Menkeu, nah nanti bisa nggak langsung didelegasikan ke Dirjen Pajak. Nanti di OJK, saya berkaitan dengan komisioner yang mengurusi perbankan. Jadi nggak harus Menkeu atau Ketua OJK, tapi tetap lihat peraturan per Undang-undangan, melanggar nggak," terangnya.

Dia berharap, pertemuan bilateral antara Kemenkeu dan OJK dapat berlangsung segera mengingat penerimaan pajak ditargetkan bertambah sekira Rp 600 triliun dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sekadar informasi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan jumlah rekening dengan saldo di atas Rp 2 miliar hingga akhir Oktober 2014 mengalami peningkatan.

Sekretaris LPS, Samsu Adi Nugroho dalam keterangannya menjelaskan, peningkatan jumlah rekening bersaldo tinggi tersebut sebesar 1,48 persen jika dibandingkan dengan bulan September 2014 (month on month/MoM).

"Dari sebanyak 195.824 rekening di bulan September 2014, menjadi 198.720 rekening di bulan Oktober 2014," kata Samsu.

Begitu pula dengan jumlah nominal simpanan, tumbuh sebesar 1,01 persen (MoM). Dari Rp. 2.268.424 miliar per akhir September 2014 menjadi Rp. 2.291.421 miliar per akhir Oktober 2014. (Fik/Ndw)
    

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya