Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR Kurtubi menyarankan agar kenaikan keuntungan PT Pertamina (Persero) atas penjualan elpiji 3 kilogram (kg) dengan pilihan menaikan harga ditunda.
Kurtubi mengatakan, saat ini harga minyak dunia sedang mengalami penurunan. Hal tersebut berpengaruh pada harga bahan baku elpiji yang dihitung dengan formula CP Aramco. Sehingga tidak tepat jika harga elpiji bersubsidi tersebut dinaikkan.
"Pada saat harga elpiji dunia turun tidak bagus menaikkan harga elpiji 3 Kg. Tunggu saatnya elpiji impor naik baru ada argumentasi menaikkan elpiji 3 Kg," kata Kurtubi, di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Meski begitu, Kurtubi mengakui keuntungan penjualan elpiji 3 Kg sangat tipis, pasalnya sejak 2007 tidak ada penyesuaian keuntungan.
"Memang tidak sehat, karena walapun bersubsidi, kita harus perhitungkan impornya," ungkapnya.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memiliki dua pilihan untuk meningkatkan untung PT Pertamina (Persero) dalam menjual elpiji 3 Kilo gram (Kg).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, instansinya sudah menerima usulan Pertamina untuk meningkatkan keuntungan elpiji 3 Kg.
Ia mengakui, sudah lama Pertamina dan lembaga penyalur elpiji 3 Kg tidak mengalami kenaikan keuntungan.
Wira mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang mengkaji dua pilihan atas usulan tersebut. Opsi pertama adalah kenaikan Rp 1.000 per Kg.
"Jadi mereka mengajukan usuluan kita sudah evaluasi didalam, ada kemungkinan kalau dinaiki Rp 1000. Masyarakat mendapat tambahan beban Rp 1000 harga elpiji 3 Kg ini posi satu," pungkasnya. (PEw/Nrm)
Energi & Tambang