Liputan6.com, Jakarta - Menyusul larangan perdagangan apel jenis Granny Smith dan Gala yang diproduksi oleh Bidart Bros California, Amerika Serikat, yang mengandung bakteri Listeria Monocytogenes, pemerintah akan melakukan pengetatan terhadap impor produk sayuran dan buahan.
Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan, pengetatan produk impor dilakukan agar produk-produk holtikultura tersebut tidak sembarangan masuk ke Indonesia.
Rachmat melanjutkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pemerintah, ternyata bukan hanya apel yang diproduksi oleh Bidart Bros saja yang mengandung bakteri, tetapi apel yang berasal dari China juga ditenggarai banyak mengandung bahan kimia.
"Ini yang dari China juga katanya mengandung bahan kimia makanya nanti harus lewat karantina semua," ujarnya di Jakarta, Jumat (30/1/2015).
Selain itu, pengetatan terhadap produk-produk impor ini juga dilakukan sebagai antisipasi bergulirnya pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun ini. Dengan demikian, produk-produk holtikultura yang masuk ke Indonesia hanya yang memiliki kualitas baik.
"Pada awal 2016, dikhawatirkan negara lain akan memanfaatkan MEA untuk masuk ke pasar Indonesia. Makanya pasar kita harus dilindungi," lanjutnya.
Langkah pengamanan lain, Kementerian Perdagangan juga akan mewajibkan para importir untuk terdaftar di dalam asosiasi. Dengan demikian, proses pertanggungjawabannya akan lebih mudah.
"Nanti para importir harus masuk asosiasi, sehingga ada pertanggungjawaban juga dari asosiasi. Ini juga salah satu cara dalam membenahi perizinan impor," kata dia.
Selain itu, Rachmat Gobel juga mengungkapkan, dengan munculnya masalah apel berbakteri dari negara lain, menurut Rachmat hal tersebut bisa menjadi peluang bagi produk apel dalam negeri untuk menguasai pasar dalam negeri.
"Tapi ini kesempatan bagi apel dalam negeri untuk kita angkat, karena selama ini impor tinggi sehingga apel dalam negeri kurang terangkat," tandas dia. (Dny/Gdn)
Rachmat Gobel Ingin Impor Produk Holtikultura Diperketat
Pengetatan produk impor dilakukan agar produk-produk holtikultura tersebut tidak sembarangan masuk ke Indonesia.
diperbarui 30 Jan 2015, 17:33 WIBDiterbitkan 30 Jan 2015, 17:33 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel memastikan bahwa harga beras menjelang Natal dan tahun baru 2015 hanya naik tipis, Jakarta, Senin (15/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menengok Luasnya Halaman Belakang Rumah Ikang Fawzi, Ada Kado dari Marissa Haque yang Bakal Terus Dipajang
Akhir Pelarian Pengedar Narkoba di Muara Enim, Ditangkap saat Ngamar di Hotel
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Senin 7 Oktober 2024
Ridwan Kamil: Mayoritas Kota di Indonesia Ramah untuk Lelaki Dewasa, Disabilitas Susah
Vonis Bebas Kasus Korupsi Perusda Kaltim, Aktivis Kaltim Ajak Masyarakat Kawal Putusan MA
3 Manusia Pertama yang Dinyalakan Api Neraka, Diungkap Buya Yahya
Buka Peparnas XVII, Jokowi Bangga dengan Prestasi Atlet Disabilitas Indonesia
Saling Tikam Kelompok Pemuda di Jalanan Indragiri Hilir, 2 Orang Tewas
Mulai Hari Ini Seluruh Angkot di Garut Bakal Mogok, Bagaimana Layanan Transportasi?
Jika Punya Keinginan Mustahil, Lakukan Amalan ini Dijamin Berhasil Kata UAH
Berebut Suara Gen Z di Jakarta, Ini Janji Politik Ridwan Kamil dan Pramono Anung
5 Transfer Paling Bapuk Real Madrid Sepanjang Sejarah: Eks Bintang Liga Inggris Masuk Daftar