Di 2014, Orang RI Kantongi Penghasilan Rp 41,8 Juta/Tahun

Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya Rp 38,28 juta per tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Feb 2015, 15:04 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2015, 15:04 WIB
Ilustrasi Rupiah
Ilustrasi Rupiah (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia yang diukur bedasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp10.542,7 triliun, dengan PDB perkapita atau pendapatan rata-rata penduduk Indonesia mencapai Rp 41,8 juta per tahun.

Pendapatan rata-rata orang Indonesia menunjukkan kenaikan sejak 2012. PDB per kapita 2012 sekitar Rp 35,11 juta per tahun, lalu naik menjadi Rp 38,28 juta per tahun pada 2013.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 mencapai 5,02 persen melambat dibanding 2013 5,58 persen.

"Saya menunjukan bahwa dengan metode baru sistem baru, dimana ada sekrtor dulu belum dicakup, sekarang dengan sektor yang baru ini strukturnya maka nilai PDB atas dasar harga berlaku Rp 10. 542,7 triliun," kata Suryamin di kantor BPS, Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Suryamin mengungkapkan, sektor industri pengolahan punya peran tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi 2014 dengan presentase 21,02 persen tumbuh 4,63 persen. Dibanding 2013 peningkatan tumbuh dulu 4,49 persen.

"Apa saja yang meningkat cukup baik, ada peningkatan industri manufaktur tentang makanan minuman, karena 2014 saatnya pemilu, percetakan, kemudian industri logam dan non logam dan industri permesinan," tuturnya.

Untuk sektor terbesar kedua yang menyumbang pertumbuhan ekonomi 2014 adalah perdagangan, mempunyai kontribusi 13,38 persen pertumbuhan 4,84 persen, dibanding tahun lalu sektor perdaganagn sedikit meningkat karena ada perdagangan barang meningkat.

Sekotr pertanian menempati urutan terbesar ketiga dengan presentase 13,38 persen, tumbuh 4,18 persen terjadi sedikir penunan tahun lalu 4,2 persen.

"Yang memicu stabil sektor pertanian subsektor perkebunan. Walau sawit CPO turun volume peningkatan, demikian sub sektor perikanan belum meng-cover kebijakan baru karena akhir tahun," tuturnya.

Keempat adalah sektor konsturksi dengan presentase 9,88 persen, tumbuhan 6,97 persen, sekto ini menyumbang pertumbuhan ekonomi 2014 karena dampak pembangunan rumah hotel, jembatan, jalan, pelabuhan, sehingga sektor konstruksi menunjukan pertumbuhan tinggi dibanding 2013 sebesar 6,11 persen.

" Kelima sektor pertambangan dari share 9,82 persen, tapi pertumbhanyan rendah hanya 0,55 persen, ini sebgai dampak Undang-Undang Minerba masih kena tergambar juga ekspornya. Kemudian penurunan lifting minyak, batubara juga. Tahun lalu pertambangan lebih dari 1 persen 1,74 persen," pungkasnya. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya