Sehatkan Fiskal, Pemerintah Bakal Kurangi Utang Rupiah

Defisit anggaran tahun ini mencapai Rp 222,5 triliun yang akan dipenuhi dari pembiayaan dalam dan luar negeri.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Feb 2015, 17:04 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2015, 17:04 WIB
Aksi aktivis Koalisi Anti Utang di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (16/8). Mereka mendesak pemerintah melakukan audit hutang luar negeri.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pertama Joko Widodo (Jokowi), defisit anggaran tahun ini mencapai Rp 222,5 triliun yang akan dipenuhi dari pembiayaan dalam dan luar negeri. Namun pemerintah akan mengurangi utang dalam denominasi rupiah.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, pagu pembiayaan dalam negeri untuk menambal defisit tersebut sebesar Rp 242,5 triliun atau turun Rp 27,2 triliun dari ABPN induk 2015 sebesar Rp 269,7 triliun. Sementara pembiayaan luar negeri negatif Rp 20 triliun.

"Pembiayaan akan melakukan pembiayaan yang menjamin efisiensi," ucap dia saat konferensi pers mengenai APBN-P 2015 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (17/2/2015).

Pemerintah, kata Bambang, akan mulai mengurangi penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi rupiah untuk menekan risiko. Hal ini dilakukan demi penyehatan fiskal Indonesia.

"Kita akan kurangi SUN rupiah. Harapannya untuk mengurangi volatilitas jika ada apa-apa di global terkait sudden reversal, serta menjaga likuiditas perbankan," paparnya.

Sebagai gantinya, tambah dia, pemerintah akan menutup pengurangan SUN rupiah dari penerbitan surat utang dalam mata uang asing.

"Serta mengaktifkan kembali pinjaman multilateral dan bilateral yang bersifat tidak mengikat. Ini yang akan menjadi perhatian kami dan akan membantu beban dari pembiayaan bunga," pungkas Bambang.  (Fik/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya