Liputan6.com, Jakarta - Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah disebut belum banyak mempengaruhi harga jual telepon seluler di dalam negeri meski sebagian besar berasal dari impor.
Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia, Hasan Aula mengatakan, hal ini karena pelemahan rupiah terjadi belum begitu lama sehingga belum mempengaruhi harga telepon seluler secara keseluruhan.
"Kalau rupiahnya tidak stabil seperti ini pasti pengaruh ya, tapi in the short term sih belum, tetapi in the long term pasti mempengaruhi harga handphone. Kalau turunnya terlalu jauh dampak ke kenaikan harga, tapi kalau sedikit tidak terlalu berpengaruh," ujar Hasan saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (16/3/2015).
Advertisement
Meski demikian, Hasan mengakui sebagian merek telepon selular telah menaikkan harga jualnya. Akan tetapi yang mengalami kenaikan merupakan produk-produk terbaru dari merek tersebut.
"Saat ini belum signifikan, ada beberapa merek yang sudah naik, tapi kebanyakan masih belum," lanjutnya.
Dia menjelaskan, kenaikan harga ini memang harus dilakukan karena dalam menentukan harga, importir dan penjual berpatokan pada nilai tukar rupiah. Kenaikan harga ini dilakukan agar pelaku usaha tidak merugi.
"Mau tidak mau dari merek-merek itu harus di-adjust karena mereka menentukan harga berdasarkan currency berapa. Kalau nilai tukarnya naik mau tidak mau harus naik, supaya tidak rugi banyak," tandasnya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di kisaran 13.191 per dolar AS pada 13 Maret 2015. Level rupiah itu tertinggi sepanjang 2015. (Dny/Ahm)