Ini Cara Bank Dunia Revolusi Transportasi Publik Asia Tenggara

Kerja sama Bank Dunia dan GrabTaxi ini akan dimulai di beberapa kota tempat GrabTaxi beroperasi, yaitu: Cebu, Manila, Davao City, Jakarta.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Apr 2015, 17:05 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2015, 17:05 WIB
Ribuan Angkot Ini Akan Dipensiunkan Ahok
Ahok menegaskan, penghapusan angkot tidak bisa dilakukan sekaligus karena DKI sendiri masih kekurang armada transportasi, Jakarta (28/8/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia bekerjasama dengan GrabTaxi, aplikasi pemesanan taksi terbesar di Asia Tenggara, untuk mengurangi permasalahan lalu lintas dan meningkatkan keamanan di jalan bagi lebih dari 620 juta penduduk di Asia Tenggara.

Kerjasama ini dilakukan dengan memberikan platform open-source pemenang penghargaan: OpenTraffic, secara gratis kepada pemerintah lokal di Filipina, Indonesia dan Vietnam untuk meningkatkan keamanan di jalan dan mengurai permasalahan lalu lintas.

Kerja sama Bank Dunia dan GrabTaxi ini akan dimulai di beberapa kota tempat GrabTaxi beroperasi, yaitu: Cebu, Manila, Davao City, Jakarta, Ho Chi Minh City dan Hanoi.

“Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk bekerja sama dengan Bank Dunia dalam sebuah inisiatif untuk merevolusi transportasi publik di Asia Tenggara," jelas Pendiri dan Group CEO GrabTaxi Anthony Tan, Kamis (2/4/2015).

Dia menilai prgram ini akan semakin mendekatkan GrabTaxi semakin dekat untuk mencapai misi sosial kami yaitu meningkatkan kehidupan para pengemudi dan penumpang kami secara signifikan - dan nantinya mengubah cara bergerak 620 juta penduduk di Asia Tenggara.

"Kami tidak sabar untuk bekerja sama dengan Bank Dunia dan pemerintah lokal untuk meningkatkan keselamatan di jalan dan kepadatan lalu lintas di kota-kota tempat kami beroperasi,” tambah dia.

Kerjasama ini karena permasalahan lalu lintas dan keamanan di jalan dinilai berdampak pada kualitas kehidupan dan kesempatan ekonomi bagi para pengemudi transportasi umum dan komuter di negara-negara berkembang.

Dengan kerja sama ini, GrabTaxi berkeinginan memberdayakan para regulator transportasi setempat agar bisa memonitor kondisi lalu lintas secara real-time dan mengumpulkan data waktu perjalanan yang telah ditempuh para komuter.

Sebagai hasilnya, pemerintah lokal akan bisa mengambil keputusan secara lebih baik dan berbasis data dibanding sebelumnya – termasuk keputusan-keputusan tentang waktu pemberitahuan status kondisi lalu lintas, penyediaan lokasi transit untuk publik, infrastruktur jalan, pengelolaan lalu lintas di kala darurat, serta manajemen kebutuhan perjalanan para komuter.



Inisiatif Open Transport ini akan dipimpin Transport & ICT Global Practice dari Bank Dunia dan bertujuan untuk membangun sistem transportasi yang lebih aman, bersih dan terjangkau yang dapat mengurai kemacetan, memfasilitasi akses pada pekerjaan dan menurunkan konsumsi BBM untuk transportasi.

Teknologi dan manajemen data akan membantu untuk memetakan pola perjalanan dan kebutuhan pengguna, melibatkan para penduduk dan meningkatkan kualitas dan efisiensi solusi-solusi transportasi.

GrabTaxi bekerja sama dengan ekosistem taksi yang sudah ada dan pemerintahan setempat di 20 kota yang tersebar di 6 negara: Malaysia, Filipina,  Thailand, Singapura, Vietnam, dan Indonesia – untuk membantu para pengemudi taksi memasuki era ekonomi baru dengan menggunakan teknologi perangkat mobile terbaru untuk membuat perjalanan taksi lebih aman dan efisien dari sebelumnya. 

Lebih dari 70 ribu pengemudi taksi telah terdaftar dalam jaringan GrabTaxi untuk memenuhi kebutuhan pemesanan taksi melalui aplikasi yang makin meningkat dan kini mencapai 6,3 pemesanan tiap detiknya; dan perusahaan memperkirakan bahwa satu dari dua pengemudi taksi di Asia Tenggara akan bergabung dengan jaringan GrabTaxi di akhir tahun 2015. (Nrm)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya