Larangan Pencurian Ikan Dongkrak Ekspor RI

Meski ekspor sektor perikanan naik pada periode Januari-April 2015, Indonesia masih impor udang rajungan.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Mei 2015, 20:09 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2015, 20:09 WIB
Harga Ikan Makin Murah Di 2015
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menargetkan tahun 2015 harga ikan tidak mahal lagi dan Industri perikanan Indonesia bisa mengekspor ikan ke luar negeri, Jakarta, Minggu (11/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan, sektor perikanan berkontribusi cukup besar untuk neraca perdagangan Indonesia hingga April 2015. Kontribusi sektor perikanan mencapai US$ 839,35 juta dari total neraca perdagangan Indonesia yang surplus mencapai US$ 2,77 miliar.

"Kita surplus US$ 839,35 juta dari hasil perikanan, itu baru Januari-April 2015 ini. Jadi yang kemarin April surplus US$ 0,45 miliar itu perikanan menyumbang banyak," ujar Suryamin di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Senin (18/5/2015).

Dia menjelaskan, ekspor produk perikanan memang mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir. Pada 2013, ekspor produk perikanan  mencapai US$ 2,86 miliar. Sedangkan ekspor produk perikanan naik menjadi US$ 3,11 miliar pada 2014.

"Kemudian pada Januari-April 2015 menjadi US$ 906,77 juta. Bisa dibilang, ini peningkatannya signifikan. Namun kita masih ada impor untuk yang lainnya seperti udang rajungan dan beberapa lainnya," lanjut dia.

Suryamin mengatakan, komoditas perikanan seperti udang masih harus diimpor dengan nilai US$ 449 juta. Sedangkan komoditas lain seperti makarel, kepiting, dan rajungan sarden nilai impor sebesar US$ 67,42 juta

"Kalau nanti produksi meningkat, ekspor pasti meningkat. Apalagi dengan adanya pelarangan-pelarangan ilegal fishing ini, jadi mereka yang butuh ikan akan mencari ikan ke kita, maka ekspor akan meningkat," tandasnya.

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak angka surplus US$ 454,4 juta pada April 2015. Surplus tersebut berasal dari realisasi nilai ekspor yang lebih tinggi sebesar US$ 13,08 miliar dibandingkan kinerja impor di bulan keempat kemarin yang senilai US$ 12,63 miliar.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo ‎mengungkapkan, ekspor April 2015 sebesar US$ 13,08 miliar atau turun 4,04 persen dibanding Maret 2015 karena faktor perbedaan hari perdagangan. Sementara impor mengalami kenaikan 0,16 persen dari kinerja Maret lalu menjadi US$ 12,63 miliar. (Dny/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya