Liputan6.com, Tanjungpandan - PT Citilink Indonesia, maskapai berbiaya murah yang merupakan anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membutuhkan dana minimal US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,31 triliun (asumsi kurs Rp 13.138 per dolar Amerika Serikat) untuk periode 2016-2018. Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk menambah jumlah armada pesawat.
President & CEO Citilink, Albert Burhan mengatakan, pendanaan itu akan dialokasikan untuk kegiatan ekspansi, yakni penambahan 20 pesawat. Ada beberapa cara yang akan dilakukan oleh perseroan untuk bisa mendapatkan dana tersebut. Salah satunya adalah dengan menggelar penawaran umum saham perdana (inital public offering/IPO) yang rencananya dilaksanakan pada 2016.
Selain itu, strategi lain yang bisa dilakukan adalah dengan mencari pinjaman perbankan. "Bisa juga dari suntikan dana induk perusahaan," kata Albert seperti ditulis pada Jumat (22/5/2015).
Advertisement
Albert melanjutkan, untuk pelaksanaan IPO, Citilink sudah berkomunikasi dengan beberapa penjamin pelaksana emisi efek. Namun langkah pasti pendanaan tersebut tergantung dari induk perusahaan.
Albert menjelaskan, Citilink memang berencana untuk ekpansi besar-besaran setelah melihat kinerja keuangan yang cukup positif dalam beberapa tahun beroperasi.
Ia pun mencontohkan, untuk periode kuartal I 2015, perseroan membukukan laba operasi sebesar US $2,7 juta dengan laba bersih US$ 900 ribu. Pencapaian itu dikontribusikan dari jumlah penumpang yang diangkut sebanyak 2 juta pada periode Januari-Maret 2015. Citilink Indonesia sendiri menargetkan jumlah penumpang yang diangkut sebanyak 11,2 juta pada tahun ini. (Gdn/Ahm)