Bos Sido Muncul Harap Jokowi Lindungi Industri Jamu

Pengusaha jamu Irwan Hidayat juga meminta pemerintah dapat melindungi dan beri fasilitas untuk melindungi industri jamu di dalam negeri.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 25 Mei 2015, 17:47 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2015, 17:47 WIB
Adik Ahok Ingin Sulap Eks Tambang di Belitung Jadi Lahan Hijau
Adik Ahok Basuri Tjahaja Purnama bersama Presdir Sidomuncul Irwan Hidayat di Pabrik Sidomuncul, Semarang, jawa Tengah (liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menantang para pengusaha industri jamu tradisional untuk go internasional dan menjadikan jamu sebagai warisan budaya bangsa diapresiasi oleh kalangan pengusaha-pengusaha jamu.

Salah satunya dari pengusaha jamu Irwan Hidayat. Ia mengaku bangga karena usaha yang digelutinya dan para pengusaha jamu lainnya mendapat dukungan penuh dari Presiden Jokowi.

"Pertama saya senang sekali, banggalah, Bapak presiden menaruh perhatian yang penuh terhadap pengembangan jamu tradisional di Indonesia. Bahkan ia menginginkan agar jamu-jamu yang dipasarkan disini dapat bersaing di pasar internasional," ujar Irwan usai menghadiri acara pembukaan Musyawarah Nasional VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia 2015 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2015).

Lebih lanjut, pemilik Jamu Sido Muncul itu berharap, ‎siapa pun nanti yang jadi ketua dalam Musyawarah Nasional VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia 2015 tersebut dapat ikut berperan dalam memajukan industri jamu.

"Siapapun nanti yang jadi ketua umum menurut saya harus memikirkan semua sekarang ini industri masuk ke jamu. Mereka yang mempopulerkan dari 40-50 tahun lalu kalau mereka tak siap pasti ketinggalan. Itu harus jadi perhatian pengurus," ucap Irwan.

Irwan mengatakan, para pengusaha yang sudah puluhan tahun mempopulerkan jamu harus mendapatkan porsi dan organisasi yang dapat memfasilitasinya. Selain itu, pemerintah tentunya juga harus dari awal dan terus mengawal agar industri jamu betul-betul berkembang. Jika itu terjadi, maka industri jamu dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Kalau menghadapi MEA begini, Anda masih ingat Sido Muncul dituduh mencemari lingkungan, padahal yang lewat di situ ada 8 perusahaan. 3 minggu kemudian terbukti kalau Sido Muncul tidak (mencemari). Yang jadi tersangka 1 perusahaan," kata Irwan.

"Sekarang menurut saya pemerintah itu bukan cuma memberikan izin tapi memfasilitasi, mengawal izin itu kesulitannya apa. Kemudian pemerintah melindunginya. Kalau tiap kali perusahaannya dituduh macam-macam, coba Anda bayangkan bagaimana bisa menang dengan perusahaan asing. Ya, apalagi ini industri jamu," ucapnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi berharap jamu dapat diekspor ke sejumlah negara. Walaupun hal itu bukan pekerjaan mudah, namun Jokowi optimistis produksi jamu dapat diekspor.

"Memang di dunia manapun, terkait makanan dan minuman proteksinya memang sangat ketat. Ini yang harus dipikirkan. Kalau berkaitan aromatherapy agak mudah, tapi yang diminum agak susah," kata Jokowi.

Ia pun menantang para pengusaha jamu yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Jamu Tradisional untuk berani mengembangkan jamu sebagai sebuah produk yang memberikan yang memberikan citra atau  sebuah persepsi bahwa jamu merupakan hasil warisan dari budaya Indonesia. Ia meminta pelaku industri jamu nasional menggenjot produksi dan menggencarkan promosi untuk meningkatkan penetrasi pasar jamu hingga ke luar negeri.

"Jamu merupakan warisan budaya kita, saya kira kita harus secara serius mengembangkan jamu ini sebagai produk yang memberikan citra bahwa jamu adalah Indonesia dan Indonesia adalah jamu," ujar Jokow‎i. (Lukman R/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya