Pemerintah AS dan RI Kaji Potensi Investasi Sektor Energi

Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan sektor energi menjadi faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Agu 2015, 20:50 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2015, 20:50 WIB
Menteri ESDM dan Komisi VIII Sepakati Volume Solar Tahun 2016
Menteri ESDM Sudirman Said mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (24/6/2015). DPR dan Kementerian ESDM menyepakati volume Solar bersubsidi tahun 2016 berkisar antara 16 juta - 18 juta Kiloliter (KL). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan diskusi membahas potensi investasi sektor energi.

Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan dalam forum yang diselengarakan selama dua hari mulai 3 hingga 4 Agustus 2015 tersebut, tidak hanya menjadi kepentingan antara kedua pemerintah tetapi pelaku usaha untuk menggali potensi kerja sama energi di Indonesia.

"Jadi ini forum yang diselenggarakan tiap dua tahun, dialog antara kedua negara melibatkan pemerintah maupun pelaku bisnis tujuannya untuk mengkaji menggali potensi kerja sama terutama di bidang investasi bisnis," kata Sudirman, usai menghadiri acara Indonesia Energy Investment Roundtable: The Frontier of Energy Exploration, di Hotel Shangrila Jakarta, Senin (3/8/2015).

Sudirman mengungkapkan, sektor energi menjadi faktor penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, karena itu perlu dikembangkan. "Bagi kita Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa energi merupakan sesuatu yang mesti dibangun habis-habisan," tutur Sudirman.

Sudirman mengatakan, melalui forum tersebut menjadi kesempatan Indonesia untuk memaparkan kondisi terbaru sektor energi Indonesia, yang diharapkan dapat menarik minat investor asal negeri Paman Sam tersebut.

"Pesan saya adalah bagaimana caranya agar dengan adanya forum ini kita punya landscape baru, bagaimana menjalin kerja sama kedua negara karena situasi terus berubah demikian industri minyak dan gas berubah," kata Sudirman. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya