Liputan6.com, Jakarta - Tim Ekonomi di bawah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution perlu menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi pelemahan Yuan. Pasalnya, otoritas di negara tirai bambu tersebut diperkirakan akan terus melemahkan mata uang Yuan untuk mendorong ekspor.
Chief Economist Perusahaan Konsultan Ekonomi dan Bisnis Ramah Lingkungan Indonesia Green Investment cooperations (IGIco) Advisory, Martin Panggabean mengatakan, dalam 6 bulan ke depan China tidak akan berhenti mendevaluasi mata uangnya untuk memperbaiki perekonomian dalam negerinya.
"Keputusan tiba-tiba The People's Bank of China yang mendevaluasi 1,9 persen langsung menohok pasar keuangan global, diperkirakan masih akan berlanjut. China secara gradually akan melemahkan uangnya," kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Melemahkan mata uang dianggap ampuh untuk memperbaiki perekonomian. Langkah itu sempat diambil Jepang untuk menumbuhkan ekspor. Bahkan, Martin mengatakan langkah yang diambil Jepang tanpa menuai kritik dari Amerika Serikat (AS).
"Belum lagi IMF membatalkan rencana memasukan Yuan ke dalam SDR (Special Drawing Rights). Momentum inilah yang digunakan China untuk melemahkan mata uangnya," paparnya.
Lebih lanjut, antisipasi oleh pemerintah Indonesia diperlukan mengingat perekonomian nasional sangat rentan guncangan.
"Dampak global currency war terhadap kondisi Indonesia ini akan berpengaruh sangat signifikan, karena perekonomian kita sangat rentan. Defisit terhadap China akan membengkak karena banyak proyek infrastruktur di Tanah Air mengandalkan China. Tidak hanya raw material, capital goods, tetapi juga human resources," jelasnya.
Sementara ini, Martin mengatakan pelaku pasar finansial cenderung pesimis melihat kinerja perekonomian Indonesia. Hal tersebut terlihat sejak Februari 2015 dimana kurs rupiah menjadi 12.600 dan terus memburuk.
Jika awal tahun pelaku pasar memperkirakan depresiasi 5,5 persen sampai tutup tahun 2015. Kini, diperkirakan 11 persen dalam 12 bulan ke depan.
"Kurs pada akhir tahun 2015 akan berada pada kisaran 14.000 per Dolar AS, sementara pada akhir tahun 2016 kurs sudah mendekati level 15.000 per Dolar AS," tandas dia. (Amd/Gdn)
Menteri Ekonomi Perlu Strategi Hadapi Pelemahan Yuan
Antisipasi oleh pemerintah Indonesia diperlukan mengingat perekonomian nasional sangat rentan guncangan.
diperbarui 13 Agu 2015, 15:49 WIBDiterbitkan 13 Agu 2015, 15:49 WIB
Petugas teller menghitung lembaran 100 yuan di sebuah bank di Lianyungang , China, 11 Agustus 2015. Langkah Bank Sentral China menurunkan nilai tukar yuan terhadap dolar AS langsung membuat pelaku pasar ketakutan. (CHINA OUT AFP PHOTO)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Memahami Tipe Kepribadian Melankolis: Karakteristik, Kelebihan dan Tantangannya
11 Weton Tulang Wangi Apa Saja: Makna dan Ciri-Cirinya
Hari Terbaik untuk Menghasilkan Uang Bagi Tiap-Tiap Zodiak di Tahun 2025, Bagian I
Apa Itu Hibernasi: Fenomena Tidur Panjang pada Hewan
Elon Musk, Miliarder Teknologi yang Picu Kontroversi Politik Global
2 Klub Bersaing Ketat Dapatkan Pemain Manchester United di Januari 2025
6 Potret Ekspektasi Vs Realita Pesanan Kue Ulang Tahun, Gagal Mirip
Viral Tren Berburu Koin, Pengamat: Aktivitas Tidak Produktif
Fakta Unik Goa Batu Cermin, Keajaiban Geologis di Labuan Bajo yang Wajib Dikunjungi
WNI Jual Gorengan Bakwan hingga Arem-arem di Korea Selatan, Penjual dan Pembeli Logatnya Bahasa Jawa
Icha Yang Tampil Perdana di HUT Indosiar ke-30, Sebuah Mimpi Jadi Kenyataan
Kebijakan Ganjil Genap Jakarta Rabu 15 Januari 2025: Panduan dan Tips Berkendara untuk Pengemudi