Liputan6.com, Surabaya - Ketersediaan energi merupakan syarat utama yang bisa mendorong sebuah negara berkembang menjadi negara maju. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, energi merupakan salah satu sektor yang mesti dicukupi bersamaan dengan pangan dan air.
"Kalau kita lihat paparan dari PBB untuk bisa menjadi negara maju ke depan adalah minimal harus menguasai tiga hal, pangan, kedua energi, ketiga air,"kata dia di Surabaya, Rabu (26/8/2015).
Sementara itu, dia menuturkan minyak dan gas (gas) diperkirakan menjadi tumpuan energi nasional. Dia bilang, porsinya diperkirakan mencapai 25 persen hingga 30 persen dari seluruh energi yang ada. "Kalau kita lihat kebijakan energi nasional sampai 2050, migas punya peranan penting dalam energi antara 25 persen hingga 30 persen," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia perlunya menjaga ketersediaan (available), kemudian akses energi, dan ketiga keberlanjutan energi tersebut.
Memang, diakuinya sektor migas memiliki menyumbang porsi besar dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). Namun demikian, migas juga memiliki risiko pada lingkungan, ekonomi, dan keselamatan. "Tugas kita pemerintah dan industri penunjang. Bagaimana membangun keselamatan menjadi budaya," tandas dia.
Sebelumnya, pendiri Medco Group, Arifin Panigoro menyatakan bahwa Indonesia telah masuk ke dalam krisis energi terlihat dari pasokan listrik di beberapa daerah sering padam.
Menurut Arifin, keuangan negara akan semakin berat jika Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan energinya, dari sumber yang berada di dalam negeri. "Akan makin berat buat Indonesia jika tidak mampu mencukupi kebutuhan energi nasional,” ungkapnya.
Ia pun menjelaskan, kebutuhan energi di Indonesia dalam prognosa akan tumbuh berlipat ganda seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Baru-baru ini dalam publikasinya, Price Waterhouse Cooper (PWC), meramalkan Indonesia akan menjadi negara dengan gross domestic product (GDP) terbesar kelima di dunia pada 2030. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ini perlu pasokan energi yang cukup.
"Artinya, kalau di dalam negeri tidak ada, ya harus impor. Apa mau kita hidup bergantung pada pasokan energi dari luar negeri?” ujar Arifin.
Saat ini kebutuhan energi nasional mencapai 4,5 juta barel setara minyak per hari. Jumlah ini akan meningkat jadi 7,7 juta barrel setara minyak per hari pada tahun 2025. (Amd/Gdn)
Ini Tiga Syarat Agar Indonesia Jadi Negara Maju
Indonesia telah masuk ke dalam krisis energi terlihat dari pasokan listrik di beberapa daerah sering padam.
diperbarui 26 Agu 2015, 13:20 WIBDiterbitkan 26 Agu 2015, 13:20 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sosok Pengusaha Indonesia Masuk Daftar Wanita Inspiratif 50 Over 50 Global 2025 versi Forbes
2 Kepribadian Namanya: Memahami Gangguan Identitas Disosiatif
3 Resep Minuman Bunga Telang sebagai Obat Kolesterol yang Mujarab dan Alami
Kapan Jumat Terakhir Bulan Rajab 2025, Berikut Amalan dan Bacaan Doanya
Nubia Ungkap Deretan Smartphone yang Siap Rilis di 2025, Apa Saja?
Unsur Kepribadian: Pengertian, Jenis, dan Pengaruhnya
Jaga Inflasi, Rajawali Nusindo Percepat Distribusi Beras SPHP dan Minyakita
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia Terhindar dari Grup Neraka di Piala Asia U-17 2025
Bacaan Doa Zakat Fitrah untuk Anak Laki-Laki dan seluruh Keluarga, Simak Syarat Wajib dan Hikmahnya
Apakah Janda yang Menikah lagi Akan Bertemu Suami Pertama di Surga? Ini Kata Buya Yahya
Daftar Nominasi Oscar 2025: Dominasi Emilia Perez, Demi Moore dan Ariana Grande Kandidat Terbaik
Kepribadian Menurut Hippocrates: Memahami 4 Tipe Dasar Karakter Manusia