Di Belanda, Menperin Promosikan Sawit Indonesia

Kelapa Sawit (CPO) Indonesia ternayat vterkenal di daratan Eropa. Terbukti sebanyak lebih dari 20 persen ekspor CPO Indonesia diserap Eropa

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Sep 2015, 18:40 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2015, 18:40 WIB
Saleh Husin
Menteri Perindustrian Saleh Husin. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin telah menghadiri 'Forum Bisnis dan Investasi Industri Hilir Kelapa Sawit' yang diselenggarakan di Rotterdam Belanda. Di sana, Saleh mempromosikan kelapa sawit (CPO) Indonesia.

Tidak hanya itu, Saleh juga berharap kehadirannya dalam forum tersebut mampu mengundang investor asal Eropa untuk dapat berinvestasi di Indonesia.

“Belanda telah lama menjadi mitra strategis Indonesia untuk bisnis kelapa sawit. Kota Rotterdam menjadi hub penting karena ekspor utama CPO ke Eropa dikirim melalui Pelabuhan Rotterdam,” kata Saleh Husin dalam keterangannya, Sabtu (5/9/2015).

Kemenperin, imbuhnya, akan melakukan yang terbaik untuk membantu investor ketika mereka memutuskan untuk berinvestasi di bidang industri hilir kelapa sawit. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung investasi di industri hilir kelapa sawit melalui beberapa upaya seperti mempertahankan kebijakan makro yang stabil dengan didukung stabilitas nasional yang dinamis, dan penerapan deregulasi bila diperlukan.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Menperin dihadiri oleh pejabat eselon I dan II Kementerian Perindustrian serta perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), asosiasi industri, produsen hilir kelapa sawit, dan LSM lingkungan.

Bahkan, kata Menperin, kegiatan ini mendiseminasikan bahwa bisnis perkelapasawitan hulu-hilir di Indonesia telah memenuhi ISPO dan RSPO yang diberlakukan wajib dan diawasi ketat untuk memastikan ketelusuran (traceability) dan keberlanjutan (sustainability).

“Terdapat dua prinsip dalam pengembangan industri hilir kelapa sawit nasional, yaitu sustainability and traceability. Kedua prinsip tersebut membutuhkan pengembangan teknologi dan investasi dari negara kawasan yang telah mengembangkan teknologi industri secara gemilang, salah satunya adalah Uni Eropa,” tuturnya.

Di samping itu, Menperin mengatakan, target investasi industri hilir yang dipromosikan oleh Kementerian Perindustrian adalah produk hilir minyak sawit bernilai tambah tinggi yang meliputi:

(1) Oleo food: minyak goreng sawit, minyak salad, margarine, shortening, lemak padatan, lemak substitusi cokelat, ice cream fat, vegetable ghee, dan sebagainya (dsb);

(2) Oleo kimia: asam lemak, alkohol lemak, sabun, toiletries, kosmetik, glycerine dsb;

(3) Energi terbarukan: biodiesel, bioethanol, bio jet fuel, biomass, dsb.

Menperin menegaskan, program hilirisasi industri kelapa sawit sangat relevan dengan program Nawa Cita yaitu “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” melalui pembangunan ekonomi industri berbasis hasil perkebunan kelapa sawit, yang pada umumnya berada di luar Jawa dan daerah perbatasan. (Yas/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya