Tampung Pengungsi, Miliarder Mesir Ini Siap Beli Pulau di Italia

Ada puluhan pulau tak berpenghuni di Yunani atau Italia yang bisa ditinggali oleh lebih dari 200 ribu orang.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Sep 2015, 20:15 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2015, 20:15 WIB
20150826-Kisah Imigran Gelap Terobos Pagar Berduri Demi ke Eropa-Hungaria
Sejumlah imigran Suriah berlari usai berhasil melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, Roszke, Kamis (27/8/2015). Hungaria berencana untuk memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Liputan6.com, New York - Seorang miliarder asal Mesir, menawarkan diri untuk membeli sebuah pulau di wilayah Italia atau Yunani. Pulau tersebut akan dia gunakan sebagai tempat berlabuh bagi pengungsi dari negara-negara yang dilanda perang di Timur Tengah maupun Afrika.

Seperti dikutip dari CNN Money, Minggu (6/9/2015), miliarder tersebut adalah Naguib Sawiris. Ia adalah salah satu orang terkaya di Mesir. Sawiris mengungkapkan, ia bersedia menghabiskan kekayaannya untuk membeli pulau di Italia atau Yunani yang akan dijadikan tempat tinggal bagi para pengungsi.

"Yunani atau Italia, jualah sebuah pulau kepadaku," tulisnya dalam akun Twitter pribadinya. Ia akan mendirikan sebuah negara bagi dengan nama Harapan (Hope).

Ia mengungkapkan, ada puluhan pulau tak berpenghuni di Yunani atau Italia yang bisa ditinggali oleh lebih dari 200 ribu orang.

Banyak orang beranggapan bahwa ide yang ia punyai tersebut sangat konyol. Namun ia menolak pandangan tersebut. "Ini adalah solusi paling sederhana," jelasnya kepada CNN.

"Mereka menjual pulau kepada saya dan saya akan membuat penampungan sementara bagi orang-orang ini. Saya akan membuat pelabuhan kecil agar kapal bisa mendarat di sana. Saya akan mempekerjakan orang-orang untuk bisa membangun rumah mereka sendiri, sekolah mereka sendiri, rumah sakit, universitas dan hotel," lanjutnya.

Hal ini dilakukan oleh pria berumur 61 tahun ini dikarenakan ia merasa kasihan akan perlakuan sebagian besar penduduk dunia terhadap para imigran. “Mereka seharusnya dapat mendapatkan hak yang sama dengan kita, bukan diperlakukan layaknya binatang ternak,” ungkap Sawiris.

Para pejabat Yunani dan Italia enggan untuk mengomentari ide tersebut. "Saya berpikir kadang-kadang orang politik tidak punya hati," komentar Sawiris.

Sawiris merupakan petinggi di perusahaan telekomunikasi Orascom TMT. (Gdn/Ndw)



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya