Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero)Â memastikan bahwa jika sistem perhitungan pemakaian listrik di meteran listrik pasca bayar diterapkan kembali maka akan menimbulkan risiko bagi perusahaan dan juga pelanggan. Apa saja risiko tersebut?Â
Direktur Utama PLN, Sofyan Basyir mengungkapkan, risiko yang dihadapi PLN jika sistem meteran listrik pasca bayar tersebut diterapkan kembali adalah ketidak efisienan dalam pencatatan tenaga listrik yang telah digunakan pelanggan.
"Bagaimana misalkan 56 juta penduduk harus satu persatu kami datangi. Bagaimana mencatat meter, ulang lagi, baru masukan data ke PLN," kata Sofyan, seperti yang dikutip di Jakarta, Rabu (9/9/2015).
Menurutnya, untuk mencatat penggunaan listrik pada meteran yang ada di setiap rumah pelanggan, PLN harus kembali merekrut ribuan pekerja. "Mohon dipikirkan kembali mengenai rencana penggunaan meteran pasca bayar, kalau mungkin. Kami punya resiko karena harus merekrut ribuan orang lagi," tuturnya.
Penambahan tenaga kerja tersebut tentu saja akan menjadi biaya tambahan bagi perseroan. Pasalnya, PLNÂ harus membayar gaji kepada para pekerja yang bertugas untuk mencatat penggunaan listrik di meteran pasca bayar.Â
Sofyan melanjutkan, dalam pencatatan yang dilakukan manual maka besar kemungkinan terjadi ketidak akuratan. Kelalaian tersebut akan merugikan pelanggan.
"Itu pun banyak oknum pencatat yang tidak mencatat dengan baik. Oleh karena itu dibuatlah token dan prabayar," paparnya.
Sofyan mengakui, meski lebih efisien, listrik pintar prabayar yang menggunakan pulsa listrik dalam pembayaran masih terdapat banyak kekurangan. Namun, PLN akan terus memperbaiki.
"Token dan prabayar juga ada kelemahan. Pasti itu. Mari kita perbaiki kelemahannya. Jangan kita selalu mengganti pola dan sistemnya," pungkasnya.Â
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengusulkan kepada PLN agar masyarakat tidak dipaksa untuk menggunakan meteran prabayar yang menggunakan pulsa token. Menurut Rizal, saat meminta pemasangan jaringan, masyarakat diberikan pilihan antara listrik prabayar dengan listrik pasca bayar. (Pew/Gdn)
Ini Risiko Jika Meteran Listrik Kembali ke Sistem Pasca Bayar
Dalam pencatatan yang dilakukan manual untuk sistem listrik pasca bayar maka besar kemungkinan terjadi ketidak akuratan.
diperbarui 09 Sep 2015, 11:24 WIBDiterbitkan 09 Sep 2015, 11:24 WIB
Seorang Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hakim Agung Gazalba Saleh Divonis 12 Tahun Penjara, Ini Kronologi Kasus Lengkapnya
Mengenal Cawan Penguap: Fungsi dan Penggunaannya di Laboratorium
Rudal Rusia Diduga Penyebab Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines, Kremlin: Jangan Berspekulasi
Rusia Akui Pakai Bitcoin untuk Perdagangan Luar Negeri
7 Potret Amanda Zahra Pamer Pacar Baru, Dulu Viral Karena Diselingkuhi
Rupiah Masih Bertengger di Atas 16.000 per USD, Bakal Terus Melemah?
Tolong Jangan Tinggalkan Dzikir Pendek Ini setelah Sholat Fardhu meski sedang Buru-Buru, Fadhilahnya Dahsyat Kata UAH
Sinopsis Mean Machine di Vidio: Film Amerika Dibintangi Mantan Atlet Sepak Bola Vinnie Jones
Link dan Cara Download Sertifikat PPPK 2024, Ketahui Fungsinya
Indonesia AirAsia Layani 554 Ribu Penumpang Selama Libur Nataru 2024/2025
Ciri-ciri Pneumonia pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Penanganan
Contoh Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan, Ini Tantangan dan Peluang Penerapannya